REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan berpikir Moskow akan meracuni mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya adalah omong kosong, Ahad (18/3). Ini adalah pertama kalinya dia menjelaskan secara terperinci mengenai kasus keracunan yang terjadi di Salisbury, Inggris.
"Sedangkan untuk tragedi yang Anda sebutkan, saya mengetahuinya dari media. Hal pertama yang masuk ke dalam kepalaku adalah jika agen saraf kelas militer, orang-orang pasti mati di tempat," kata Putin kepada wartawan.
"Kedua, Rusia tidak memiliki agen (saraf) semacam itu. Kami menghancurkan semua senjata kimia kami di bawah pengawasan organisasi internasional. Kami melakukannya terlebih dahulu, tidak seperti beberapa mitra kami yang berjanji melakukannya, tapi sayangnya tidak menepati janji mereka," kata Putin.
Inggris mengatakan Skripal dan putrinya diracuni agen saraf Novichok, Soviet. Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan pada Ahad, Rusia telah menimbunnya dan menyelidiki bagaimana senjata tersebut dapat digunakan untuk pembunuhan.
Hubungan kedua negara menegang karena kejadian ini. Meski mengalami ketegangan, Putin menegaskan Moskow siap untuk bekerja sama dengan London.
"Kami siap bekerja sama, kami langsung mengatakannya, kami siap mengambil bagian dalam penyelidikan yang diperlukan, tapi untuk itu perlu ada keinginan dari pihak lain, dan kami belum melihat hal itu," kata Putin.
Putin juga menjelaskan tidak masuk akal Rusia bermain dengan kasus semacam itu menjelang pemilihan umum."Secara keseluruhan, tentu saja, saya pikir orang yang masuk akal akan mengerti itu adalah sampah, omong kosong bagi Rusia untuk memulai petualangan seperti itu menjelang pemilihan presiden. Itu tidak terpikirkan," ujarnya.
Putin mengatakan komentarnya tersebut setelah memenangkan pemilihan presiden. Dia kini mulai menjabat kembali sebagai presiden karena menang telak dalam pemilihan.