Senin 19 Mar 2018 11:17 WIB

Menlu Korsel: Pyongyang Siap Lucuti Nuklir, Benarkah?

Ini adalah pertama kalinya kata-kata itu datang langsung dari pemimpin Korut.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Budi Raharjo
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL -- Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Kang Kyung-hwa mengatakan pemimpin Korea Utara (Korut) telah berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi. Ini merupakan syarat utama untuk pertemuan puncak potensial dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Mei nanti.

Dilaporkan The Guardian, Senin (19/3), Trump telah menyetujui apa yang akan menjadi pembicaraan bersejarah tersebut. Setelah pejabat Korsel menyampaikan bahwa Kim Jong-un berkomitmen untuk membersihkan semenanjung Korea dari senjata nuklir dan bersedia menghentikan uji coba nuklir dan rudal.

"Seoul telah meminta Korut untuk menunjukkan secara jelas komitmen terhadap denuklirisasi dan Kim menyampaikan komitmen tersebut," kata Kang kepada program CBS Face the Nation. "Ini adalah pertama kalinya kata-kata itu datang langsung dari pemimpin Korut."

Sementara itu Korut belum mengumumkan rencana pertemuan tingkat tinggi tersebut. Termasuk tempat pertemuan tersebut tidak diketahui.

Seorang diplomat senior Korut tiba di Finlandia pada Ahad untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat AS dan Korsel mengenai pertemuan puncak nuklir antara Trump dan Kim. Menurut beberapa laporan,wakil direktur urusan Amerika Utara di kementerian luar negeri Pyongyang,Choe Kang-il, diperkirakan akan bertemu dengan pensiunan diplomat AS Kathleen Stephens.

Pertemuan di Finlandia tersebut menyusul tiga hari perundingan antara pejabat Korut dan Swedia di Stockholm. Tampaknya Swedia tidak bisa lagi membuka jalan bagi pertemuan puncak AS-Korut yang dihadiri oleh kedua pemimpin negara tersebut.

Trump awal bulan ini mengejutkan banyak pengamat dengan menyetujui untuk bertemu dengan pemimpin Korut. Setelah berbulan-bulan ketegangan di semenanjung Korea mengenai program nuklir Pyongyang.Tanggapannya memicu perlombaan untuk menetapkan agenda yang kredibel untuk apa yang akan menjadi pembicaraan bersejarah antara kedua pemimpin tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement