REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi dan unit intelijen Israel menahan delapan warga Palestina di Yerusalem, Senin (19/3). Penangkapan ini dilakukan terkait insiden penusukan di Yerusalem pada Ahad (18/3) yang menewaskan satu penjaga keamanan Israel.
Menurut Ketua Komite Keluarga Yerusalem Amced Abu Asab, delapan warga Palestina yang ditangkap dan ditahan kepolisian Israel adalah Abdurrahman Sanduqa (14 tahun), Halid Ammar Ganim (21), Ferna Deane (67), Zuheyr Deane (62), Rami Abdusselam (37), Saad Katine (35), Omer Avd (20), dan Mohammed al-Bakri (20).
Asab mengatakan, kedelapan warga Palestina itu ditangkap karena dianggap melakukan pembiaran ketika insiden penusukan terjadi. "Orang-orang Palestina yang ditahan diinterogasi unit intelijen Israel di Pusat Investigasi di Al-Masqubiya, yang merupakan wilayah barat laut Yerusalem," ungkap Asab, dikutip laman Anadolu Agency.
Seorang penjaga keamanan Israel ditikam senjata tajam di Yerusalem Timur pada Ahad lalu. Ia dilaporkan mengalami luka serius dan akhirnya tewas di rumah sakit. Abdurrahman Beni Fazil, warga Palestina yang melakukan penikaman tersebut, dibunuh tentara Israel tepat setelah insiden itu terjadi.
Pada Senin (19/3), pasukan keamanan Israel menggerebek rumah keluarga Beni Fazil di Nablus. Pasukan keamanan Israel menggelandang seluruh keluarga Beni Fazil ke lapangan terbuka, kemudian menginterogasinya.
Abdurrahman, paman Fazil, mengatakan, pasukan keamanan Israel telah mengukur panjang rumah mereka. Pasukan keamanan Israel mengatakan kepadanya bahwa nantinya rumah tersebut akan dibongkar.