REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perdana Menteri Inggris Theresa May akan mengatakan kepada pemimpin Uni Eropa lainnya pada Kamis (22/3) Rusia akan menjadi ancaman bagi seluruh Eropa.
May berbicara dengan media ketika dia tiba di pertemuan pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia. Pernyataan tersebut dia keluarkan menyusul serangan dengan menggunakan agen saraf kelas militer di Inggris.
"Rusia melancarkan serangan yang kurang ajar dan nekat melawan Inggris. Jelas ancaman Rusia tidak menghormati perbatasan dan memang insiden di (kota) Salisbury adalah pola agresi Rusia terhadap Eropa dan tetangga dekatnya," kata May kepada wartawan saat tiba di KTT Uni Eropa.
Seorang mantan intelijen Rusia yang diasingkan di Inggris Sergei Skripal dan putrinya Yuliana ditemukan dalam keadaan keracunan di sebuah bangku taman di Salisbury, Inggris. Inggris menemukan agen saraf Novichok yang merupakan agen saraf kelas militer di era Soviet.
Oleh karena itu Inggris menuduh Rusia yang melakukan serangan tersebut. Mengingat Skripal juga merupakan teman dekat kritikus Kremlin. Namun Rusia menolak tuduhan tersebut yang mereka anggap sebagai tuduhan yang tidak masuk akal. Perang kata-kata kedua negara berpengaruh tersebut terus bergulir dan sepertinya semakin memanas dengan negara-negara Uni Eropa yang telah menyatakan solidaritas total kepada Inggris.