Sabtu 24 Mar 2018 00:43 WIB

Aksi Penyanderaan di Prancis, Sedikitnya Tiga Orang Tewas

Petugas menyebut tersangka mengaku berafiliasi dengan kelompok ISIS.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Sandera (ilustrasi)
Sandera (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TREBES -- Sedikitnya tiga orang tewas dalam sebuah insiden penyanderaan di Pasar Swalayan di Trebes, Prancis. Pria yang mengaku anggota ISIS itu melepaskan tembakan ke arah polisi sebelum akhirnya dilumpuhkan.  

 

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb menyampaikan, polisi menyerbu pasar swalayan tersebut dan menembak mati pria bersenjata tersebut.  "Penembak tersebut tercatat pernah melakukan aksi kejahatan, tapi tidak termasuk jaringan ekstrimis dan diyakini beraksi sendiri," ujarnya,  Jumat (23/3).

Lebih dari 240 orang tewas di Prancis akibat berbagai serangan terafiliasi ISIS sejak 2015. ISIS sendiri mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Trebes tersebut, tapi tak memberi penjelasan detil.

Pemerintah Prancis sendiri tak ingin terburu-buru menuduh terduga pelaku penembakan ini sebagai anggota kelompok radikal yang melakukan serangan terencana.  ''Penembak tersebut tercatat pernah melakukan beberapa kejahatan. Kami sudah mengawasi dia dan kami nilai tak ada radikalisasi yang terjadi pada dirinya,'' kata Collomb.

 

Collomb menambahkan, ada juga tiga korban luka akibat peristiwa ini. Ia menjelaskan, sebelum penembak tersebut menyandera orang-orang dalam pasar swalayan. Tersangka telah mencuri sebuah kendaraan dan menembak mati pemilik kendaraan di dekat Kota  Carcassonne. Kemudian pria tersebut melepas tembakan ke arah polisi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan insiden ini merupakan serangan teror dan tim keamanan Prancis tengah mengamankan area kejadian.

 

Wali Kota Trebes Eric Menassi menyatakan, pria penembak tersebut memasuki pasar swalayan Super-U sambil berteriak mengatasnamakan Tuhan dan mengancam akan membunuh semua orang di sana.

Kabarnya, pria itu menuntut pembebasan terduga anggota ISIS yang melakukan serangan di Paris pada 2015 lalu dan menewaskan 150 orang, Salah Abdeslam. Abdeslam adalah warga Prancis yang lahir di Brussel Belgia. Ia tengah menjalani masa persidangan di Belgia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement