REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman mengungkapkan pandangannya mengenai prospek pertumbuhan ekonomi di Timur Tengah. Menurutnya, Timur Tengah bisa menjadi seperti Eropa, jika serangkaian masalah regional dapat diselesaikan.
"Arab Saudi memiliki lima persen dari cadangan uranium dunia, dan kami tidak menggunakan uranium seperti kami berhenti menggunakan minyak," kata Pangeran Muhammad, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Washington Post, Jumat (23/3).
Ia juga membahas upaya reformasinya di dalam negeri, termasuk memberikan perempuan lebih banyak hak seperti mengemudi. Pangeran Muhammad menekankan, dia bekerja keras untuk meyakinkan kaum konservatif bahwa pembatasan semacam itu bukan bagian dari agama Islam.
Menurutnya, Islam adalah agama moderat, tetapi ada orang-orang yang berusaha mengubah citranya. Pangeran Muhammad juga menegaskan, Arab Saudi akan mengumumkan kepada dunia apa yang dilakukannya untuk memerangi ekstremisme.
"Saya percaya Islam adalah agama yang masuk akal, Islam itu sederhana, tapi ada orang-orang berusaha membajaknya. Diskusi panjang dengan ulama adalah hal yang positif dan itulah mengapa kami memiliki lebih banyak sekutu dalam lembaga keagamaan, hari demi hari," jelasnya.
Dia berbicara tentang masuknya paham ekstremisme ke sekolah-sekolah dan pendidikan di masa lalu. Ia juga menekankan pentingnya berjuang untuk membiarkan ideologi ekstremis agar menjauh dari sistem pendidikan.