Senin 26 Mar 2018 08:59 WIB

Mark Zuckerberg Pasang Iklan Permintaan Maaf di Surat Kabar

Iklan permintaan maaf bos Facebook ini dimuat di sejumlah surat kabar Inggris dan AS.

 Mark Zuckerberg memohon maaf di koran-koran yang di Inggris dan Amerika Serikat.
Foto: AP/Jenny Kane
Mark Zuckerberg memohon maaf di koran-koran yang di Inggris dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Facebook, telah menggunakan sejumlah iklan di koran-koran Inggris dan Amerika Serikat untuk menyatakan permohonan maaf. Hal ini dilakukan setelah skandal yang melibatkan aplikasi buatan Cambridge Analytica.

Dalam permohonan maafnya, Mark mengatakan, Facebook sebagai platform jejaring sosial tidaklah layak menyimpan informasi pribadi, jika tidak dapat melindunginya. Iklan di koran-koran yang memuat tanda tangan Mark juga menyebutkan aplikasi buatan peneliti Cambridge University telah membocorkan data jutaan pengguna Facebook sekitar empat tahun lalu.

"Ini adalah pelanggaran kepercayaan dan saya menyesal kita tidak bisa melakukan lebih banyak soal ini. Sekarang kita mengambil langkah untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi," ujar iklan tersebut.

Masalah privasi Facebook telah mendapat kecaman setelah Cambridge Analytica, perusahaan konsultan politik yang berafiliasi dengan kampanye pemilihan Presiden Donald Trump 2016, mendapatkan data secara tidak tepat. Perusahaan ini dituduh telah memberikan pengaruh bagaimana orang-orang memilih atau bahkan berpikir soal politik dan kemasyarakatan lewat sebuah permainan.

Baca juga, Cara 'Kotor' Cambridge Analytica Pengaruhi Pemilu di Banyak Negara

Cambridge Analytica mendapatkan data-data dari seorang peneliti yang membayar 270 ribu pengguna Facebook untuk menyelesaikan kuis profil psikologis pada tahun 2014. Namun, kuis tersebut juga mengumpulkan informasi tentang teman-teman mereka sehingga jumlah pengguna yang terkena dampak menjadi sekitar 50 juta orang.

Sejumlah surat kabar yang memuat iklan permohonan maaf adalah the New York Times dan the Washington Post di Amerika Serikat dan the Sunday Times serta the Sunday Telegraph di Inggris. Dalam permohonan maaf juga disebutkan bahwa Facebook membatasi data yang diterima aplikasi saat pengguna masuk.

Facebook juga kini menyelidiki setiap aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah besar data. "Kami berharap ada aplikasi lainnya. Dan ketika kami menemukannya, kami akan melarang mereka dan memberi tahu semua orang yang terkena dampak," tulis iklan itu.

Mark menutup penyataan maafnya di koran dengan mengatakan, "Saya berjanji untuk melakukan yang lebih baik untuk Anda."

Namun, permintaan maaf menghindari penyebutan nama 'Cambridge Analytica'. Sebaliknya, menulisnya sebagai "aplikasi kuis yang dibuat oleh seorang peneliti universitas".

Nilai saham Facebook telah turun lebih dari 70 miliar dolar AS, atau lebih dari Rp 700 triliun, sejak skandal kebocoran data pengguna Facebook dilaporkan. Hal ini menjadi ancaman baru terhadap reputasi Facebook.

 

Dua senator Amerika Serikat ingin bos tertinggi Facebook memberikan kesaksian di kongres.
Dua senator Amerika Serikat ingin bos tertinggi Facebook memberikan kesaksian di kongres. (Sumber: Reuters/Stephen Lam)

Sebelumnya, Facebook diserang karena penggunaan Facebook di Rusia untuk memengaruhi pemilih Amerika dengan unggahan-unggahan "berita palsu", sebelum dan sesudah Pemilu AS 2016. Pada 22 Maret, Mark secara terbuka membahas skandal itu melalui unggahan panjang di halaman Facebook miliknya.

Hanya empat hari sebelumnya, pengacara Facebook mengancam akan menuntut Guardian karena melaporkan cerita. Berbicara di sebuah konferensi di New York, kepala kemitraan berita Facebook, Campbell Brown, mengakui ancaman tersebut sebagai sebuah "kesalahan".

Sejak saat itu Mark telah melakukan apa yang disebut "tur permohonan maaf" di sejumlah jaringan televisi global karena skandal pengambilan data-data pengguna Facebook yang terus merusak reputasi perusahaannya.

Kampanye Trump telah membayar 6 juta dolar AS, atau lebih dari Rp 60 miliar, selama Pemilu AS 2016, meskipun sejak pihak Trump telah menjauhkan diri dari Cambridge Analytica. Dua senator Amerika Serikat juga telah meminta Mark untuk bersaksi di depan Kongres soal tuduhan yang melibatkannya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/permohonan-maaf-facebook/9587076
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement