Selasa 27 Mar 2018 15:30 WIB

Putin Kunjungi Lokasi Kebakaran Mal

Putin mengecam kelalaian yang menyebabkan banyaknya korban tewas.

Presiden Rusia, Vladimir Putin
Foto: Reuters
Presiden Rusia, Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, KEMEROVO -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (27/3) mengunjungi lokasi kebakaran di pusat perbelanjaan yang menewaskan sedikitnya 64 orang. Putin mengecam kelalaian kriminal yang menurutnya harus dihukum karena menyebabkan banyaknya korban tewas.

Para penyelidik yang meninjau kebakaran, salah satu yang paling mematikan di Rusia sejak pecahnya Uni Soviet, mengatakan pintu-pintu api di mal telah diblokir secara ilegal dan sistem peringatan kebakaran tidak berfungsi dengan baik. Kebakaran melalap lantai atas pusat perbelanjaan "Winter Cherry" di Kota Kemerovo, di mana kompleks bioskop dan tempat bermain anak-anak berada, pada Ahad sore.

Puluhan anak-anak dikhawatirkan menjadi korban tewas dalam tragedi di Kemerovo, wilayah penghasil batubara sekitar 3.600 kilometer arah timur Moskow. Kebakaran itu telah memicu kemarahan publik tentang kegagalan yang jelas terlihat dalam standar keselamatan kebakaran di mal.

Putin, yang terpilih kembali akhir pekan lalu, tiba di tempat kejadian pada Selasa dan meletakkan bunga di tugu peringatan darurat untuk para korban kebakaran. "Apa yang terjadi di sini? Ini bukan perang, itu bukan ledakan metana spontan. Orang-orang datang untuk bersantai, anak-anak. Kami berbicara tentang demografi dan hilangnya banyak nyawa," kata Putin dalam pertemuan dengan para menteri di Kemerovo.

"Kenapa? Karena beberapa kelalaian kriminal, karena kecerobohan. Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Putin.

Kepala Komite Investigasi Rusia, yang menangani kejahatan besar, mengatakan sistem peringatan kebakaran di mal telah rusak sejak 19 Maret dan seorang penjaga keamanan tidak menyalakan sistem alamat publik untuk memperingatkan orang-orang untuk mengevakuasi gedung.

Komite tersebut mengatakan sebelumnya mereka mencoba menangkap pemilik mal untuk diinterogasi. "Pelanggaran serius (hukum) terjadi ketika mal sedang dibangun dan ketika itu berfungsi. Pintu keluar api diblokir," kata Svetlana Petrenko, juru bicara komite, dalam sebuah pernyataan pada Senin.

Empat orang telah ditahan, termasuk dua karyawan perusahaan yang melayani peringatan kebakaran mal. Layanan darurat mengatakan mereka telah memadamkan api, tetapi kemudian mengatakan api menyala kembali di beberapa tempat dan bahwa para penyelamat sedang berjuang untuk menemukan mayat karena lantai teratas bangunan itu telah runtuh.

Tidak jelas apakah ada orang-orang yang masih belum ditemukan. Menteri Kesehatan Veronika Skvortsova mengatakan dari tempat kejadian 13 orang berada di rumah sakit, termasuk seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dalam kondisi serius. Media Rusia mengatakan bocah itu melompat dari jendela dan kedua orang tuanya tewas.

Banyak korban hanya akan dapat diidentifikasi dengan tes DNA, menurut para pejabat setempat. Daftar tidak resmi dari mereka yang hilang beredar di media Rusia termasuk lebih dari 20 anak-anak, beberapa yang paling muda berumur lima tahun.

Pesan-pesan telepon seluler yang dikirim dari salah satu dari mereka dalam daftar itu, Maria Moroz yang berusia 13 tahun, dan diterbitkan media Rusia, mengatakan "Kami terbakar. Saya mencintai kalian semua. Ini mungkin adalah perpisahan."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement