REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Koalisi pimpinan Arab Saudi memberi peringatan serius kepada Iran terkait tembakan rudal Houthi ke Saudi. Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi menuduh kelompok tersebut menggunakan rudal buatan Iran. Koalisi mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Iran terkait hal itu.
Juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Malki mengatakan, dunia internasional harus bekerja sama memerangi eskalasi berbahaya yang mengancam keamanan di kawasan itu dan sekitarnya.
"Kami akan menanggapi Iran pada waktu dan cara yang tepat, di bawah hukum internasional dan dalam kerangka kerja PBB, untuk melindungi Arab Saudi," kata al-Maliki dalam acara konferensi pers di Riyadh.
Al-Maliki menunjukkan sisa-sisa rudal yang ditembakkan ke Riyadh bersama rudal balistik Sayyad buatan Iran dalam konferensi pers tersebut. Menurut dia, senjata itu pernah disita Saudi saat akan diselundupkan ke Houthi di Yaman. Ia menggambarkan perkembangan kepemilikan rudal balistik oleh militan Houthi sebagai sesuatu yang serius.
Dilansir di Arab News, Selasa (27/3), al-Maliki mengatakan bahwa misil yang diluncurkan terhadap wilayah Saudi berasal dari Iran. Menurut dia, Iran seperti duri dalam daging dalam tubuh komunitas internasional.
"Entah mereka memperbaiki jalan jahat mereka atau komunitas internasional akan memperbaikinya untuk mereka," katanya.
Al-Maliki menambahkan, pemberontak Houthi telah menembakkan 104 rudal balistik ke Arab Saudi dan Iran mengeksploitasi Pelabuhan al-Hudaydah di Yaman untuk menyelundupkan senjata balistik ke Houthi. Dia juga menyatakan Houthi menggunakan Bandara Sanaa sebagai tempat untuk melatih milisi mereka dan sebagai basis untuk meluncurkan rudal balistik Sayyad buatan Iran.
Pasukan Saudi mengatakan, mereka menembak jatuh tiga rudal ke Riyadh sesaat sebelum tengah malam pada Ahad lalu. Puing jatuh di sebuah rumah di Ibu Kota menewaskan seorang pria Mesir dan melukai dua lainnya. Ini merupakan korban tewas pertama dari serangan rudal Houthi.
Pertahanan udara Saudi juga mencegat rudal-rudal yang ditembakkan ke kota-kota Najran, Jizan, dan Khamis Mushait di selatan Saudi. Serangan ini mengusik ketenangan di Riyadh yang beberapa bulan terakhir belum pernah merasa seperti sedang berperang.