REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Setidaknya sembilan warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka setelah tentara Israel menyerang para pengunjuk rasa warga Palestina di perbatasan Gaza-Israel. Puluhan ribu warga Palestina memuntut hak mereka kembali akibat okupasi Israel yang kini membuat mereka jadi pengungsi di negeri sendiri.
Mereka berkumpul di lima lokasi di sepanjang 65 kilometer perbatasan. Mereka mendirikan tenda dan berencana berunjuk rasa selama enam pekan, demikian dilansir Reuters, Jumat (30/3).
Banyak keluarga membawa anak-anak ke lokasi aksi yang berlokasi ratusan meter saja dari pos keamanan Israel. Namun, belum lama berjalan, situasi sudah memanas.
Militer Israel menyatakan pihak mereka menggunakan alat anti huru hara. Beberapa demonstran membakar ban dan melempari tentara Israel dengan batu sehingga bentrokan pun pecah. Pihak Israel menyatakan, dua dari sembilan korban di pihak Palestina adalah anggota Hamas.
Pejabat Kesehatan Palestina menyatakan tentara Israel menggunakan senjata saat menghadapi demonstran Palestina selain juga gas air mata dan peluru karet. Saksi di lapangan menyatakan tentara Israel menerbangkan drone untuk menentukan lokasi serangan gas air mata.
Pihak Gaza juga mengatakan salah satu korban tewas adalah remaja berusia 16 tahun. Setidaknya 400 orang terluka akibat tembakan. Sementara yang lain terkena peluru karet dan mengalami gangguan pernapasan akibat gas air mata. Unjuk rasa ini digelar dalam rangka Land Day sebagai peringatan tahunan enam warga Arab yang tewas oleh tentara Israel saat mereka menggelar unjuk rasa atas okupasi Israel.