Sabtu 31 Mar 2018 04:05 WIB

Liga Arab Kutuk Aksi Brutal Tentara Israel di Gaza

Israel harus bertanggungjawab baik hukum, politik dan moral atas penembakan ini.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Tentara Israel
Foto: AP/Ariel Schalit
Tentara Israel

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab mengutuk perlakuan butal Israel terhadap para pengunjuk rasa Palestina di tepi perbatasan Israel yang berlangsung Jumat (30/3). Itu setelah korban meninggal dari pengunjuk rasa Gaza akibat tembakan tentara Israel terus bertambah.

Setidaknya tercatat oleh Kementerian Kesehatan Gaza kini korban mencapai 15 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengutuk perlakuan brutal pasukan pendudukan Israel dalam demonstrasi yang meletus di Gaza hari ini. Padahal unjuk rasa dilakukan untuk menandai peringatan ke-42 Land Day. "Namun justru menyebabkan sejumlah kematian dan ratusan orang terluka di Jalur Gaza," ujar Gheit sebagaiamana dilansir dalam kantor berita Emirates, WAM, Sabtu (31/3).

Aboul Gheit juga mengatakan Israel harus memikul tanggung jawab baik hukum, politik dan moral atas hilangnya nyawa-jiwa ini. Ia juga menyoroti agar intimidasi tidak akan mengarah pada penindasan terhadap Palestina. "Tetapi pada akhirnya akan berujung pada ledakan situasi tersebut, terjadi hari ini," kata Gheit.

Para pengunjuk rasa diketahui berkumpul di beberapa titik di pagar perbatasan dengan Israel untuk berdemo. Namun demonstrasi berubah menjadi pertumpahan darah ketika militer Israel menggunakan peluru tajam dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Sekitar 17 ribu demonstran Palestina berkumpul di beberapa titik di pagar perbatasan dengan Israel. Kelompok militan Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza, dan faksi-faksi Palestina lainnya telah menyerukan Pawai Kembali yang damai menandai pengambilalihan pemerintah Israel atas tanah milik Arab pada tahun 1976.

Truk-truk yang dipasang dengan pengeras suara telah mendesak warga Palestina dalam beberapa hari terakhir untuk menghadiri demonstrasi. Namun Israel memeringatkan tidak akan tinggal diam serta akan menggunakan amunisi untuk membubarkan pengunjuk rasa. IsrEl juga menyebarkan selebaran yang mengatakan bahwa siapa pun yang datang dalam jarak 300 meter dari pagar pembatasan akan berada dalam bahaya. Namun hal ini tidak dihiraukan oleh beberapa warga Gaza.

"Saya ingin ditembak, saya tidak menginginkan kehidupan ini." kata salah satu pengunjuk rasa Yahya Abu Assar, 22 tahun.

Adapun demonstrasi simultan di beberapa tempat di sepanjang pagar perbatasan Israel telah menimbulkan kekhawatiran di Israel bahwa pagar bisa dilanggar. Dua kali dalam seminggu terakhir, militer Israel telah menangkap orang Palestina yang telah menembus pagar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement