Sabtu 31 Mar 2018 07:57 WIB

AS Berikan Visa Pria Iran Penyumbang Sumsum Tulang

Kamiar Hashemi telah mengajukan permohonan visa pada Februari lalu.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Budi Raharjo
Bendera Amerika.
Foto: EPA
Bendera Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memberikan visa kepada seorang pria di Iran yang berharap untuk menyumbangkan sumsum tulang ke saudara laki-laki warga AS-nya karena kanker darah. Hal ini dianggap jarang terjadi mengingat itu juga merupakan sebuah pengabaian larangan perjalanan Presiden Donald Trump.

Dilansir dari Reuters, seorang pengacara yang berbasis di Massachusetts, Mahsa Khanbabai, mengatakan ia menerima panggilan pada Kamis (29/3) waktu setempat dari konsulat di Yerevan, Armenia. Lokasi itu merupakan tempat di mana Kamiar Hashemi telah mengajukan permohonan visa pada Februari lalu.

Kamiar Hashemi mengetahui bahwa ia adalah salah satu dari persentase 100 persen langka untuk transplantasi yang berpotensi menyelamatkan kehidupan kakaknya. Meskipun status aplikasi visa ditolak di situs web Departemen, tetapi Khanbabai mengatakan dia diberitahu adanya panggilan yang menjelaskan pengabaian aturan Presiden Trump telah diberikan.

Hal ini juga bisa terjadi setelah Reuters pertama kali melaporkan kasus tersebut dua hari sebelumnya. Larangan perjalanan Trump, diizinkan oleh Mahkamah Agung AS dan mulai berlaku pada 8 Desember lalu setelah berbulan-bulan berkutat dengan hukum. Larangan itu menempatkan sederet negara secara permanen pada sebagian besar wisatawan ke Amerika Serikat dari Iran, Libya, Suriah, Yaman, Somalia, Chad dan Korea Utara, serta pejabat pemerintah tertentu dari Venezuela.

Meskipun larangan tersebut memungkinkan pengesampingan kasus per kasus diberikan, pengacara dan pelamar mengatakan prosesnya buram dengan beberapa panduan yang jelas tentang bagaimana menerapkan dan mengapa keringanan, atau tidak diberikan.

Departemen Luar Negeri sendiri melaporkan ada sebanyak lebih dari 375 pembebasan telah disetujui sejak pelarangan diberlakukan. Namun, mereka menolak untuk mengatakan untuk negara mana dan dari berapa banyak aplikasi.

Khanbabai menuturkan sangat disayangkan sebab begitu banyak upaya harus dilakukan untuk mendapatkan satu saja untuk kepentingan yang jelas mendesak, untuk visa disetujui. "Ada ribuan orang terjebak, juga dengan kasus-kasus mendesak, tanpa tahu apa yang terjadi,” ujar Khanbabai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement