REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang pejabat senior PBB Taye-Brook Zerihoun mengatakan situasi di Gaza mungkin akan memburuk dalam beberapa hari mendatang. Ia menyerukan agar warga sipil, terutama anak-anak tidak menjadi korban.
Sedikitnya 16 orang Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka pada Jumat (30/3) oleh pasukan keamanan Israel. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan ini merupakan salah satu demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir di sepanjang perbatasan Israel-Gaza.
"Israel harus menegakkan tanggung jawabnya sesuai hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional. Tindakan menghilangkan nyawa hanya boleh digunakan sebagai upaya terakhir dengan setiap kematian yang ditimbulkan harus diselidiki pihak berwenang," kata wakil kepala urusan politik Taye-Brook Zerihoun.
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membahas situasi ini. Pertemuan ini dilakukan atas permintaan Kuwait. Namun Kuwait meminta agar pertemuan diadakan secara terbuka.
Diplomat AS Walter Miller mengaku kecewa karena Israel tidak dapat hadir dalam pertemuan tersebut. "Kami sangat sedih dengan hilangnya nyawa hari ini. Kami mendesak mereka yang terlibat untuk mengambil langkah-langkah untuk menurunkan ketegangan dan mengurangi risiko bentrokan baru. Aktor jahat yang menggunakan protes sebagai penutup untuk menghasut kekerasan membahayakan nyawa yang tidak bersalah," kata Miller kepada dewan.