REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk kekerasan Israel terhadap warga Palestina di perbatasan Jalur Gaza. Pernyataan Hamas itu berkaitan dengan bentrokan antara wargaPalestina dan pasukan Israel pada Jumat (30/3).
Dalam pernyataannya pada Sabtu (31/3), Hamas juga mengutuk Amerika Serikat (AS) yang mempengaruhi pembatasan resolusi PBB yang mendukung Palestina. "Kebijakan bias AS terhadap pendudukan Israel hanya akan memberikan perlindungan karena melakukan lebih banyak kejahatan terhadap warga sipil Palestina yang tidak berdosa," kata Hamas, dikutip laman Anadolu.
Menurut Hamas, hal itu menegaskan upaya yang lebih besar diperlukan untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina serta menggagalkan semua kebijakan yang mendukung pendudukan Israel. Pada Jumat lalu, Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat guna membahas eskalasi di Jalur Gaza. Pertemuan itu digelar atas permintaan Kuwait setelah 15 warga Palestina tewas oleh pasukan keamanan Israel.
Selama pertemuan tertutup itu, para diplomat menuntut agar Dewan Keamanan PBB merilis pernyataan bersama merespons eskalasi di Gaza. Namun, mereka tidak menyepakati bahasa dan memutuskan bertemu dalam sesi terbuka.
Ribuan warga Palestina di Gaza melakukan demonstrasi di perbatasan Israel pada Jumat. Aksi itu digelar guna menuntut Israel agar membiarkan pengungsi Palestina yang dipaksa meninggalkan kotanya saat perang Arab-Israel pada 1948, untuk kembali.
Aksi itu kemudian berubah menjadi petaka ketika pasukan keamanan Israel berusaha membubarkan massa yang mendekat ke pagar perbatasan. Bentrokan pun sempat terjadi antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel.
Berondongan tembakan pasukan Israel menyebabkan jatuhnya banyak korban. Hingga saat ini dilaporkan 15 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 1.000 orang lainnya mengalami luka-luka.