REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN -- Pagi itu suasana di bangunan bekas Istana Presiden Pakistan yang saat ini menjadi gedung utama kampus Fatima Jinnah Woman University (FJWU) di Rawalpindi, Pakistan tampak berbeda. Di tempat itu puuhanan mahasiswi di negara ini belajar batik.
Tiga puluh mahasiswi duduk memegang canting batik di selasar gedung dengan asitektur lokal. Mereka adalah peserta Workshop Batik yang diselenggarakan bersama oleh KBRI Islamabad dengan Fakultas Seni FJWU baru-baru ini. Paduan gedung cagar budaya dan aktifitas membatik telah membawa suasana erat pertalian budaya kedua bangsa Indonesia-Pakistan.
Dengan mengangkat tema “Nurturing Friendship by Cross-Culture Understanding”, KBRI Islamabad menjadikan batik sebagai media perekat persahabatan Indonesia-Pakistan. Hubungan kedua bangsa yang bersahabat tersebut perlu terus dipupuk dan dibina. Duta Besar RI Iwan Suyudi Amri dalam berbagai kesempatan selalu menekankan perlunya dilakukan upaya untuk mempererat kembali kedekatan kedua bangsa, khususnya di kalangan muda Pakistan.
Generasi muda Pakistan menjadi harapan menguatnya kembali hubungan Indonesia-Pakistan. Mereka medapatkan pendidikan yang baik dan memiliki pandangan yang terbuka seiring menguatnya kehidupan demokrasi di negara Muslim terbesar kedua di dunia tersebut.
Vice Chancellor Prof. Dr. Samina Amin Qadir menyambut baik inisiatif KBRI Islamabad yang membawa instuktur batik dari Indonesia ke kampus FJWU. Kegiatan workshop batik menjadi media bagi mahasiswa Pakistan untuk memperluas cakrawala kebudayaan sekaligus dapat mengenal Indonesia dengan lebih baik.
Beberapa hari sebelumnya bertempat di aula KBRI Islamabad, Dharma Wanita Persatuan juga menyelenggarakan Workshop Batik yang dipadu dengan pementasan Gamelan. Kehadiran instruktur batik dari Indonesia juga menarik minat International Foreign Women Association (IFWA) untuk mengadakan sesi pelatihan batik selama satu hari. Sekitar 140 orang dari kalangan isteri duta besar dan pejabat Pakistan serta diplomat asing mengapresiasi kegiatan wokshop batik tersebut.
Batik lahir dari sejarah peradaban Nusantara dan memiliki filosofi mempersatukan dengan menyusun titik-titik penyambung yang membentuk suatu motif bangunan persahabatan yang kuat antara Indonesia-Pakistan.