Ahad 01 Apr 2018 17:50 WIB

Presiden Namibia: Cina tak Sedang Menjajah Afrika

Cina telah menggelontorkan miliaran dolar untuk berinvestasi di Afrika.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
Peta Namibia
Foto: AFP
Peta Namibia

REPUBLIKA.CO.ID, WINDHOEK -- Presiden Namibia Hage Geingob mengatakan Cina tidak sedang menjajah Afrika. Menurutnya, kerja sama yang berkembang antara negara dengan ekonomi terkuat kedua di dunia itu dan Afrika telah menguntungkan kedua belah pihak.

Kantor berita Xinhua melaporkan, Geingob mengatakan komentar-komentar yang menodai kerjasama bilateral antara Cina dan Namibia adalah komentar yang gagal.

"Kami sudah dewasa. Kami dapat memilih teman-teman kami. Kami dapat memilih apa yang kami inginkan dan apa yang baik bagi kami," kata Geingob yang saat ini tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina.

Geingob mengungkapkan kerja sama Cina-Afrika dan investasi Cina di negaranya bukan hanya untuk memanfaatkan sumber daya. "Tidak ada negara di dunia yang telah menambahkan begitu banyak nilai pada produk kami seperti yang dilakukan Cina. Cina telah melakukan banyak transfer teknologi dan penciptaan lapangan kerja," ujar dia.

Afrika telah menjadi wilayah fokus bagi Beijing untuk memberikan pengaruh global yang lebih besar. Investasi miliaran dolar telah dipompa ke proyek-proyek infrastruktur di benua itu.

Beberapa kritikus mulai mempertanyakan motif Cina dan menuduh negara itu sedang berusaha mengamankan bahan baku utama di Afrika, seperti minyak dan mineral.

Pada Maret lalu mantan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson telah memperingatkan, negara-negara Afrika harus berhati-hati agar tidak kehilangan kedaulatan mereka setelah menerima pinjaman dari Cina. Dia mengatakan, jika pemerintah Afrika mendapat masalah setelah menerima pinjaman Cina, mereka dapat kehilangan kendali atas infrastruktur atau sumber dayanya.

Cina berulang kali menolak tuduhan bahwa mereka tertarik pada Afrika karena sumber daya mineralnya. Beijing mengklaim program bantuan tanpa ikatannya telah disambut dengan baik oleh Afrika.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement