REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel mengakui telah menahan dua jasad warga Palestina yang tewas di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza. Coordinator of Government Activities in the Territories, Mayjen Yoav Mordechai, mengatakan Israel tidak akan mengembalikan jasad kedua warga itu sampai dua orang Israel yang ditahan oleh kelompok Hamas dikembalikan.
"Israel tidak akan beristirahat dan penduduk Gaza tidak akan mendapatkan perdamaian sampai warga Israel itu dikembalikan dari Jalur Gaza dan tentara kami dibawa untuk dimakamkan di Israel," katanya dalam sebuah pernyataan di akun Facebook pribadinya, dikutip laman Anadolu.
Hamas, yang berkuasa di Jalur Gaza, diyakini telah menahan empat warga Israel sejak 2014. Mereka selama ini menolak untuk menyebutkan apakah tahanan itu dalam keadaan hidup atau mati.
Dengan dua jasad yang ditahan Israel, jumlah korban tewas di pihak Palestina menjadi 17 orang. Mereka tewas oleh tembakan tentara Israel selama unjuk rasa untuk menuntut kembalinya pengungsi Palestina di dekat perbatasan Gaza.
Israel sudah menahan 24 jasad warga Palestina sejak 2014. Saat itu tentara Israel melancarkan serangan mematikan di wilayah Gaza yang diblokade.
Pada Sabtu (31/3), tentara Israel mengancam akan memberikan respons keras terhadap unjuk rasa warga Palestina di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza. Unjuk rasa yang telah dilakukan sejak Jumat (30/3) adalah rangkaian unjuk rasa selama enam pekan, yang puncaknya akan terjadi pada 15 Mei.
Di hari itu, warga Palestina memperingati hari Nakba atau hari malapetaka saat diciptakannya negara Israel. Para demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diperbolehkan untuk kembali ke kota-kota dan desa-desa tempat tinggal leluhur mereka, saat mereka terusir dari wilayah itu pada 1948.