Rabu 04 Apr 2018 21:03 WIB

Houthi Serang Kapal Tanker Arab Saudi di Yaman

Houthi menarget kapal perang koalisi pimpinan Arab Saudi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Asap muncul dari ledakan di sebuah depot senjata yang diduduki milisi Houthi sehari setelah AS menuduh Iran mempersenjatai milisi Houthi dengan rudal, di Sana'a, Yaman, Jumat (15/12).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Asap muncul dari ledakan di sebuah depot senjata yang diduduki milisi Houthi sehari setelah AS menuduh Iran mempersenjatai milisi Houthi dengan rudal, di Sana'a, Yaman, Jumat (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, HODEIDAH -- Kelompok pemberontak Houthi menyerang kapal tanker minyak Arab Saudi di Kota pelabuhan utama Hodeidah, Yaman, pada Selasa (3/4). Houthi yang didukung Iran mengatakan mereka telah menargetkan kapal perang koalisi pimpinan Arab Saudi sebagai balasan atas serangan udara di Hodeidah pada Senin (2/4).

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh media Saudi, koalisi mengatakan kapal tanker minyak itu berada di perairan internasional ketika diserang Houthi pada pukul 13.30 waktu setempat. Sebuah kapal perang koalisi kemudian melakukan intervensi untuk menggagalkan serangan itu.

Koalisi tidak mengidentifikasi jenis senjata yang digunakan dalam serangan tersebut. "Sebagai akibat dari serangan itu, kapal tanker sedikit terkena dampak, tapi tetap melanjutkan kembali pelatihan angkatan lautnya ke wilayah utara, dikawal oleh kapal perang koalisi," kata pernyataan itu.

Pasukan angkatan laut Uni Eropa yang beroperasi di wilayah tersebut mengkonfirmasi, kapal tanker Saudi saat itu sedang melakukan pelayaran. Semua awak kapal selamat dan dilaporkan tidak ada yang terluka.

Pada Senin (2/4), serangan udara yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Saudi di Hodeidah yang dikuasai Houthi, telah menghancurkan sebuah rumah dan menewaskan 12 warga sipil dari satu keluarga yang sama, termasuk tujuh anak-anak.

Pekan lalu, sistem pertahanan udara Saudi mencegat sebuah rudal yang puingnya menyebabkan kematian pertama di ibu kota Riyadh. Arab Saudi menuduh Iran telah memasok rudal ke Houthi, yang telah mengambil alih ibu kota Yaman, Sanaa, dan sejumlah wilayah lainnnya di negara itu. Namun, Teheran dan Houthi menyangkal tuduhan itu.

Pada Selasa (3/4), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak pihak yang berperang di Yaman untuk mencapai penyelesaian politik guna mengakhiri konflik. Di tahun keempatnya, konflik Yaman telah membuat 22 juta orang meminta bantuan.

Berbicara di Jenewa, Guterres mengatakan Utusan Khususnya untuk Yaman, Martin Griffiths, akan menuju Uni Emirat Arab (UEA), Oman, dan Kota Aden yang dikuasai pemerintah Yaman, dalam upaya perdamaian. Griffiths telah mengadakan pembicaraan dengan pihak berwenang Houthi dan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, serta para pejabat Saudi di Riyadh.

Guterres mengatakan dia melihat adanya perspektif positif yang mengarah pada dialog antar-Yaman yang efektif, yang mampu mencapai solusi politik. Dialog ini tentu saja memerlukan keterlibatan semua pihak yang relevan dalam konflik. "Saya optimis tentang kemungkinan itu," kata dia.

Dia mengumumkan, lebih dari 2 miliar dolar AS telah disiapkan untuk diberikan kepada lembaga kemanusiaan PBB, dari total 3 miliar dolar AS yang dibutuhkan untuk Yaman tahun ini. Dana tersebut termasuk 930 juta dolar AS dari Arab Saudi dan UAE yang memimpin serangan udara pasukan koalisi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement