Kamis 05 Apr 2018 08:31 WIB

Parlemen Kosovo Selidiki Penangkapan Warga Turki

Enam warga Turki ditangkap dan dideportasi.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Peta Kosovo.
Foto: mirror.polsri.ac.id
Peta Kosovo.

REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Parlemen Kosovo memberikan suara pada Rabu (4/4) waktu setempat untuk membentuk sebuah komite guna menyelidiki bagaimana warga Turki ditangkap dan dideportasi ke Turki. Penangkapan dan deportasi enam warga Turki tersebut menurut aktivis melanggar hak asasi manusia.

Enam warga Turki ditangkap di Kosovo pekan lalu atas permintaan Turki. Itu atas dugaan hubungan ke sekolah-sekolah yang dibiayai oleh gerakan Gulen. Ankara menyalahkan gerakan Gullen yang menjadi dalang dalam kudeta 2016 yang gagal.

 

Baca juga, Partai Serbia Keluar dari Pemerintahan Kosovo

Pada hari Jumat, Perdana Menteri Kosovo Ramush Haradinaj memecat menteri dalam negeri dan kepala dinas rahasia negara itu. Karena mereka tidak memberi tahu dia tentang penangkapan itu.

Haradinaj menyebut penangkapan itu sebagai kesalahan. Dia memerintahkan untuk dilakukan penyelidikan terpisah.

Sementara kepala anggota parlemen dari partai oposisi Democratic League of Kosovo (LDK), Avdullah Hoti memulai sesi pemungutan suara darurat di parlemen dengan 120 kursi. Dia mengaku terkejut dengan penangkapan terhadap enam guru dan manajer di sekolah-sekolah tersebut.

"Bukannya diinterogasi oleh pihak berwenang di Pristina, mereka malah segera dideportasi ke Turki," kata Hoti.

Ankara menuduh enam orang itu sebagai perekrut untuk jaringan yang dijalankan oleh ulama Fethullah Gulen yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Pihaknya mengatakan mereka telah membantu orang-orang yang dituduh memiliki koneksi ke jaringan untuk meninggalkan Turki.

Ankara menyalahkan Gulen dan gerakannya dalam upaya kudeta pada 2016. Namun Gulen menyangkal keterlibatannya terhadap kudeta itu.

Human Rights Watch mengkritik pihak berwenang di Kosovo mengenai penangkapan itu. Pihaknya mengatakan bahwa enam pria tersebut dikirim ke sebuah negara di mana mereka menghadapi risiko penyiksaan yang serius.

Berbicara dalam wawancara langsung di televisi pada hari Rabu, Haradinaj mengatakan dia telah berbicara dengan Washington dan Uni Eropatentang insiden tersebut.Mereka adalah dua pendukung utama ekonomi dan politik negara tersebut.

"Saya telah meyakinkan Uni Eropa dan Washington bahwa ini adalah kesalahan dan kecelakaan. Dan saya telah meminta mereka untuk memahami dan membantu memperbaiki ini," kata Haradinaj kepada televisi swasta Dukagjini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement