REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) menginformasikan setiap hari dalam satu pekan di gerbang perbatasan Kerem Shalom, yakni gerbang yang membatasi Gaza dan Israel terdapat konvoi kendaraan truk. Truk tersebut mengangkut karung-karung beras.
Di setiap karung beras terdapat tanda bendera Merah Putih sebagai identitas. Di samping kanan dan kiri truk juga berkibar bendera Indonesia bersanding dengan bendera Palestina. Karung-karung beras tersebut berasal dari Indonesia untuk warga Palestina.
Direktur Global Humanity Response ACT Bambang Triyono mengatakan, perjalanan Kapal Kemanusiaan Palestina yang mengangkut ribuan ton beras terpaksa harus berlabuh di Pelabuhan Ashdod, Israel. Kemudian Kapal Kemanusiaan Palestina membongkar muatannya karena hanya Ashdod satu-satunya gerbang laut untuk membawa masuk bantuan sampai ke Gaza.
"Dari Ashdod, setiap harinya sejak Senin (2/4) berlangsung proses masuk ke dalam Gaza, konvoi truk mengangkut beras keluar dari Ashdod, ratusan kilometer mengarah ke selatan kemudian masuk ke Gaza melewati gerbang Kerem Shalom," kata Bambang melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (5/4).
Ia menerangkan, setiap hari sekitar 100 ton sampai 400 ton beras masuk ke Gaza secara bertahap. Sudah 1.175 ton dari total 2.000 ton beras masuk ke Gaza. Konvoi masuk ke Gaza hanya tertunda pada Jumat (30/3) dan Sabtu (1/4) karena hari itu libur di Gaza.
Mitra ACT di Gaza pada Senin (2/5) mengatakan, sudah ada 1.175 ton beras yang masuk dan ditampung sementara di gudang di Gaza bagian selatan. Setiap satu truk yang masuk mengangkut 25-50 ton beras. Beras-beras tersebut berangkat dari Indonesia pada 21 Februari.
"Sampai dengan Senin (2/4), mitra ACT di Gaza mengatakan sudah ada 1.175 ton beras yang masuk dan ditampung sementara di gudang di Gaza bagian selatan," ujarnya.