Jumat 06 Apr 2018 03:18 WIB

Indonesia Cari Pembiayaan Infrastruktur dari Singapura

Kerja sama Indonesia dan Singapura mencakup tiga sektor.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Kepala Badan Koordinasi Bidang Perekonomian (BKPM) Thomas Lembong memberikan keterangan terkait hasil rapat terbatas investasi dan persadangan, Jumat (5/1).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Kepala Badan Koordinasi Bidang Perekonomian (BKPM) Thomas Lembong memberikan keterangan terkait hasil rapat terbatas investasi dan persadangan, Jumat (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Singapura menjalin kesepakatan untuk memperkuat kerja sama di tiga sektor prioritas. Sektor tersebut yakni pasar modal, ekonomi digital, dan pariwisata serta infrastruktur pendukungnya.

Kesepakatan tersebut diambil 2nd Indonesia-Singapura Business Council (ISBC) Meeting yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kadin Indonesia bekerja sama dengan Economic Development Board (EDB) Singapura dan Singapore Business Federation (SBF).

"Indonesia dapat mengambil keuntungan dari Singapura yang telah dikenal sebagai financial hub di kawasan Asia untuk mendapatkan pembiayaan dari proyek-proyek investasi di sektor pariwisata dan ekonomi digital," ujar Kepala BKPM Thomas Lembong di Jakarta, Kamis (5/3).

Dari data yang dimiliki oleh BKPM, realisasi investasi dari Singapura periode 2012-2017 mencapai angka 39 miliar dolar AS. Realisasi tersebut mencatatkan Singapura sebagai negara teratas kontributor investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Angka realisasi investasi dari Singapura tercatat menurun dari posisi 2016 yang mencapai 9,1 miliar dolar AS turun menjadi 8,4 miliar dolar AS pada 2017.

Investor Singapura banyak menanamkan modal di sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi, tanaman dan perkebunan, serta industri kertas. Sedangkan terkait lokasi, sebaran investasi Singapura cukup merata ditandai dengan 51 persen berada di luar Jawa dan 49 persen berada di Jawa.

ISBC adalah suatu wadah kerja sama antara pelaku bisnis Indonesia dan Singapura, pembentukannya didukung oleh BKPM dan EDB yang berfungsi sebagai pengarah. Anggota ISBC adalah pengusaha papan atas 10 dari Indonesia dan 10 dari Singapura. Anggota ISBC Indonesia selain Kadin adalah Sintesa Group, PT Bank Mandiri, PT Jababeka Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT BCA, Rajawali Corp, PT Garuda Indonesia, PT Indonesia Air Asia, dan Traveloka.

Sedangkan dari Singapura anggota ISBC adalah EDB, SBF, Singapore Manufacturing Federation, Singapore Infocomm Technology Association, Singapore Precision Engineering and Technology Association, Hotel Propeties Limited, Keppel Corporation Limited, Capitaland, Surbana Jurong Private Limited, Temasek Holding , dan Government Investment Corporation.

Fungsi ISBC diharapkan tidak menduplikasi fungsi dan kegiatan promosi dan advisorial yang dilakukan oleh BKPM dan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Singapura. Tetapi, fungsi ISBC dinilai harus didorong untuk berperan sebagai katalis dan untuk membangun jaringan Indonesia-Singapura yang inovatif dan bernilai tambah strategis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement