REPUBLIKA.CO.ID, MUENSTER -- Seorang pria menabrakkan mobil van ke sekelompok orang yang sedang duduk di luar rumah makan terkenal di pusat kota tua Muenster di bagian barat Jerman pada Sabtu (7/4). Aksi ini menewaskan sejumlah orang. Pelaku kemudian bunuh diri.
"Beberapa orang tewas," kata juru bicara kepolisian, dengan menambahkan bahwa beberapa yang terluka berada dalam keadaan gawat. Juru bicara kepolisian lainnya menyatakan sekitar 30 orang terluka.
Sumber keamanan menambahkan, "Ceritanya adalah serangan seperti itu tidak dapat dikesampingkan."
Van itu melaju ke kelompok orang duduk di sejumlah meja di luar rumah makan Grosser Kiepenkerl, yang terkenal di kalangan wisatawan, kata wanita juru bicara polisi.
Harian Bild dalam terbitan mayanya mengabarkan bahwa tiga orang tewas dalam kejadian itu. Polisi menyatakan tidak mencari tersangka lain setelah pengemudinya membunuh diri sesudah kejadian itu. Tapi di Twitter, mereka mendesak orang menghindari pusat kota Muenster.
"Bahaya sudah berakhir," kata wanita juru bicara kepolisian tersebut.
Peristiwa itu terjadi setahun sesudah serangan truk di Stockholm, yang menewaskan lima orang, dan membangkitkan kenangan akan serangan truk pada Desember 2016 di Berlin, yang menewaskan 12 orang.
Anis Amri, pencari suaka gagal asal Tunisiamembajak truk pada 19 Desember 2016. Ia membunuh sopirnya dan menabrakkan kendaraan itu ke pasar ramai, menewaskan 11 orang lagi dan melukai puluhan orang lain.
"Saya kaget mendengar berita dari Muenster," kata Andrea Nahles, pemimpin parlemen dari Sosial Demokrat, mitra kecil dalam koalisi berkuasa Kanselir Angela Merkel.
"Saya turut berduka cita bagi para korban dan keluarga mereka," tambahnya, "Saya berharap pihak berwenang kita dapat dengan cepat menjelaskan latar belakang kejadian itu dan pasukan setempat mendapat kekuatan untuk menjalankan tugas mereka."