REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Satu orang korban yang mengalami luka serius akhirnya meninggal di rumah sakit dalam kebakaran yang terjadi di Trump Tower di New York. Selain itu empat petugas pemadam kebakaran juga mengalami luka ringan.
Kebakaran yang terjadi di apartemen setinggi 50 lantai itu terjadi pada Sabtu (7/4). Menurut petugas, kobaran api cepat padam. Korban tewas tersebut adalah seorang penghuni apartemen tersebut. Namun laki-laki itu belum diidentifikasi.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memiliki kantor dan kediaman pribadi di hunian di tengah kota Manhattan itu. Dia tidak berada di lokasi pada saat kejadian. "Kebakaran di Trump Tower sudah habis. Sangat terbatas (gedung yang dibangun dengan baik). Petugas pemadam kebakaran melakukan pekerjaan hebat. Terima kasih," kata Trump dalam cicitannya di Twitter.
Baca: Menara Donald Trump Terbakar
Sementara itu, petugas pemadam kebakaran belum merilis dugaan penyebab kebakaran tersebut. Petugas juga mengatakan bahwa tidak ada keluarga Trump yang berada di lokasi pada saat itu. "Ini adalah kebakaran yang sangat sulit. Seperti yang dapat Anda bayangkan, apartemen itu cukup besar, kita naik 50 tingkat. Selebihnya dari gedung itu keluar banyak asap tebal," kata Komisaris Pemadam Kebakaran Daniel Nigro di Twitter.
Menurut laporan Telegraph, (8/4), sekitar 200 personel pemadam kebakaran mencoba mengatasi insiden itu. Dikabarkan, apartemen itu membunyikan empat alarm. Video di media sosial menunjukkan api keluar di beberapa jendela dan asap hitam mengepul dari gedung tinggi.
Sebelumnya pada Januari, Departemen Pemadam Kebakaran New York mengatakan tiga orang terluka dalam kebakaran di puncak Trump Tower pada pagi hari. Satu petugas pemadam kebakaran dirawat di rumah sakit, sementara dua orang yang mendapatkan luka ringan dirawat di tempat kejadian.
Selain gedung penthouse setinggi 66 lantai, Trump Tower menjadi markas besar Organisasi Trump. Trump Tower itu juga menjadi tempat tinggal, kantor dan berbagai toko.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
