Senin 09 Apr 2018 14:11 WIB

Jet Tempur Israel Serang Basis Hamas di Gaza Utara

Serangan ini sebagai respons ke warga Palestina yang meletakkan bom di perbatasan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Jet tempur Israel menyerang basis Hamas di Gaza utara pada Senin (9/4). Serangan ini dilakukan setelah ditemukannya bom di pagar perbatasan Gaza-Israel.

"Jet tempur Israel menargetkan sasaran militer Hamas di Gaza utara sebagai respons terhadap warga Palestina yang menyusup ke perbatasan dan meletakkan bom pada hari sebelumnya (Ahad)," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Pagar perbatasan Gaza-Israel memang tengah menjadi zona krisis. Hal ini terjadi sejak ribuan warga Palestina di Gaza melakukan aksi demonstrasi di sepanjang pagar perbatasan dengan Israel pada akhir Maret lalu.

Aksi ini digelar guna menuntut Israel mengembalikan tanah-tanah yang direbutnya saat perang Arab-Israel tahun 1948 kepada para pengungsi Palestina. Namun aksi tersebut direspons secara represif oleh pasukan keamanan Israel. Mereka tak ragu menyerang, bahkan menembak mati warga Palestina yang berpartisipasi dalam aksi itu.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 31 warga Palestina telah tewas oleh pasukan Israel sejak aksi dimulai pada akhir Maret lalu. Sedangkan lebih dari 1.400 orang lainnya mengalami luka-luka.

Israel telah membantah mengerahkan kekuatan berlebihan ketika menghadapi para demonstran Palestina. Israel mengklaim setiap tindakan yang diambil pasukannya diperlukan guna menjaga keamanan warganya.

Selain itu, Israel menganggap sebagian besar massa yang berpartisipasi dalam aksi demonstrasi merupakan simpatisan Hamas yang dianggapnya sebagai kelompok teroris.

Pada Ahad (8/4), jaksa kepala PengadilanPidana Internasional Fatou Bensouda mengatakan dirinya membuka penyelidikan awal guna menentukan apakah terdapat cukup bukti untuk menginvestigasi penuh dugaan kejahatan yang dilakukan Israel atau Hamas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement