Senin 09 Apr 2018 20:22 WIB

Aksi Cepat Tanggap Jangkau Bantuan Kemanusiaan di Yerusalem

ACT tengah menjajaki untuk memberikan bantuan pendidikan anak Palestina di Yerusalem.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
ACT membantu menyalurkan beras untuk warga Gaza, Palestina.
Foto: ACT News
ACT membantu menyalurkan beras untuk warga Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah menjalankan berbagai aksi dan program bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina. Setelah membersamai warga Palestina di wilayah Gaza dengan berbagai programnya, ACT kemudian mengintervensi wilayah Yerusalem pada 2016. Namun, Direktur Global Humanity Response ACT, Bambang Triyono, mengatakan, mereka memfokuskan bantuan tersebut di Al Aqsa di Yerusalem timur.

"Pertengahan Ramadhan tahun lalu, ACT mulai memiliki program reguler di Al Aqsa," kata Bambang kepada Republika.co.id, di Jakarta, Senin (9/4).

Bambang mengatakan, ACT sejauh ini memiliki dua program reguler di Yerusalem timur. Program pertama adalah pemberian kafalah, yaitu semacam honor bulanan untuk para Murabitun (penjaga) Al Aqsa. Tatkala mengetahui kompleks Masjid Al Aqsa akan diambil alih Israel, Bambang mengatakan, warga Palestina di sana berpandangan jika lingkungan sekitar Al Aqsa tidak boleh sepi dari kegiatan. Menurutnya, ada sekitar seribu Murabitun yang bergantian menjaga Al Aqsa.

Di samping itu, Bambang menuturkan, terdapat program Humanity Card, yaitu kartu kecil seukuran KTP yang berisi saldo seperti ATM. Kartu tersebut berfungsi untuk dibelanjakan penerima manfaat pada beberapa minimarket mitra ACT. Dengan kartu itu, mereka bisa mendapatkan paket pangan setiap bulan, seperti minyak goreng, beras, gandum, gula, susu, sayur mayur, dan kebutuhan pangan lainnya.

"Kita bekerja sama dengan toko di Palestina yang bisa mendukung program kita. Ada 500 kepala keluarga (KK) yang mendapatkan Humanity Card di Yerusalem timur. Sedangkan di Gaza, ada seribu KK penerima Humanity Card reguler," lanjutnya.

Bambang mengatakan, program Humanity Card melengkapi program ACT sebelumnya, di antaranya pemberian ambulans, Waterwell dan Mobile Water Tank di Gaza, dan bantuan beras. Bambang mengatakan, ACT tengah menjajaki rencana untuk memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak Palestina di Yerusalem.

"Sekarang yang sedang dijajaki, kami ingin menjangkau program pendidikan, berupa bantuan operasional sekolah, beasiswa dan lainnya di Yerusalem," ujarnya.

Tidak mudah untuk memasuki wilayah Yerusalem, khususnya Al Aqsa, seiring dengan ketatnya penjagaan pasukan keamanan Israel. Namun demikian, Bambang mengatakan, ACT memiliki mitra yang faham terkait pentingnya bantuan tersebut diterima warga di Yerusalem dan pentingnya laporan diberikan oleh mereka kepada ACT. Bahkan menurutnya, bantuan kerap kali harus diberikan ke Yerusalem dengan sembunyi-sembunyi.

Dengan berbagai program bantuan yang diberikan Indonesia melalui ACT, Bambang mengatakan, nama Indonesia menjadi semakin akrab dan begitu melekat di hati warga Palestina. Apalagi dengan bantuan sebanyak 2.000 ton beras yang disalurkan ACT baru-baru ini, masyarakat Palestina khususnya di Gaza semakin mengenal Indonesia.

Menurutnya, bantuan sebesar 2.000 ton beras tersebut merupakan satu-satunya dalam sejarah hubungan Indonesia-Palestina yang menjadi bantuan terbesar. Bahkan menurut cerita dari mitra lokal ACT di Gaza, mereka menyangsikan bantuan itu bisa masuk ke wilayah Gaza. "Itu yang membuat kami merasa sangat terharu dan senang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement