Rabu 11 Apr 2018 13:27 WIB

Ribuan Warga Palestina Terluka Akibat Diserang Israel

Sebanyak 105 korban dalam kondisi kritis.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nur Aini
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan sebanyak 105 korban yang terluka akibat serangan pasukan Israel dalam kondisi kritis. Korban tersebut terhitung sejak 30 Maret selama partisipasi mereka dalam Aksi Pulang.

"Ada sekitar 3.078 orang yang terluka, 105 di antaranya masih dalam kondisi kritis dan berada di unit perawatan intensif di rumah sakit," ujar Juru Bicara Media Kementerian Ashraf Qedraada konferensi pers di depan Poliklinik Al-Shefa.

"Pasukan pendudukan Israel telah secara sengaja menyerang warga sipil tak bersenjata yang berpartisipasi dalam pawai," katanya, dikutip Middle East Monitor, Rabu (11/4).

Kementerian melaporkan bahwa sebanyak 129 warga telah terluka di bagian kepala dan leher. Menurut Qedra, kementerian juga telah mendokumentasikan luka dari 176 orang di bagian tubuh bagian atas, dan 1.027 di bagian bawah tubuh mereka.

"Kementerian juga melaporkan bahwa 51 orang telah terluka di perut dan dada, dan 68 orang terluka di persendian," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan tersebut, sekitar 305 anak yang cedera di bawah usia 18 tahun. Sedangkan sekitar 78 perempuan terluka. Dia juga menyebutkan bahwa ada sekitar 12 anggota staf medis yang cedera. Kementerian mencatat empat kendaraan darurat dan pertahanan sipil diserang secara sengaja.

Dalam pidato selama konferensi pers, Direktur Jenderal Farmasi di Kementerian Kesehatan, Mounir Boursh, mengatakan berlanjutnya kedatangan sejumlah besar korban tewas dan orang-orang yang terluka adalah tantangan besar bagi staf medisnya. Hal itu karena kasus-kasus tersebut menguras sejumlah besar obat-obatan dan persediaan medis di berbagai bagian rumah sakit.

"Kurangnya pasokan medis berkelanjutan dan penerimaan para syahid (meninggal) dan orang-orang yang terluka secara teruntun di rumah sakit dan pusat kesehatan telah menyebabkan kelangkaan obat-obatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," tuturnya.

Boursh menjelaskan ada kekurangan sekitar 232 jenis obat dalam daftar utama apotek kementerian. Pihaknya mengalami defisit sebesar 45 persen dalam penyimpanan obat-obatan. Apotek-apotek kementerian menderita kekurangan pasokan medis yang parah. Menurut Boursh ada kekurangan sekitar 229 barang dari daftar utama. Boursh meminta organisasi bantuan kemanusiaan internasional untuk mendukung sektor kesehatan di Gaza, sehingga dapat meneruskan layanannya kepada orang yang sakit dan terluka.

Sejak 30 Maret, rakyat Palestina berkumpul di dekat perbatasan antara Gaza dan Israel. Langkah itu sebagai bagian dari partisipasi mereka dalam demonstrasi damai dari Aksi Pulang Bulan Maret. Mereka menuntut kembalinya para pengungsi Palestina ke kota-kota dan desa-desa mereka saat mereka mengungsi pada tahun 1948.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement