REPUBLIKA.CO. GENEVA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk dugaan serangan senjata kimia di Douma, Suriah pada akhir pekan lalu. Serangan itu diberitakan menyebabkan sekitar 500 pasien dirawat di fasilitas kesehatan.
Dilansir di Arab News pada Rabu (11/4), para pasien menunjukkan tanda dan gejala konsisten dengan paparan bahan kimia beracun. "WHO menuntut akses segera tanpa hambatan ke daerah tersebut," kata Wakil Direktur Jenderal WHO untuk Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Peter Salama di Jenewa.
Ia menjelaskan, WHO ingin segera memberikan perawatan kepada mereka yang terkena dampak, menilai dampak kesehatan, dan menyampaikan respon kesehatan masyarakat yang komprehensif. Ia mengatakan, sejumlah badan-badan bantuan PBB tak memiliki akses ke sebagian besar kantong Ghouta timur, termasuk Douma. Kesulitan itu diperparah atas keengganan Pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan-serangan itu.