Kamis 12 Apr 2018 17:15 WIB

Rusia ke Trump: Kami tak Terlibat dalam Diplomasi Twitter

Trump mengatakan kepada Rusia untuk bersiap menerima serangan rudal.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.
Foto: Euromaidan Press
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kremlin, Dimitri Peskov, menegaskan Rusia tidak terlibat dalam diplomasi Twitter seperti yang dilakukan Presiden AS Donald Trump. Trump telah menggunakan platform media sosial itu untuk memperingatkan Moskow tentang kemungkinan tindakan militer AS di Suriah.

"Kami tidak berpartisipasi dalam diplomasi Twitter. Kami mendukung pendekatan yang serius. Kami terus percaya, penting untuk tidak mengambil langkah-langkah yang dapat membahayakan situasi yang sudah rapuh," ujar Peskov, seperti dilaporkan kantor berita Interfax.

Trump mengatakan kepada Rusia untuk bersiap menerima serangan rudal yang lebih bagus, lebih baru, dan lebih pintar di Suriah, dalam sebuah cicitan pada Rabu (11/4). Pernyataan ini disampaikan setelah terjadi serangan kimia di Douma, Ghouta timur.

 

Baca juga, Trump tak Terima FBI Gerebek Kantor Pengacara Pribadinya

"Rudal yang lebih pintar harusnya terbang ke arah teroris, bukan ke arah pemerintah [Suriah] yang sah, yang telah menghabiskan beberapa tahun berjuang melawan terorisme internasional di wilayahnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, menanggapi cicitan Trump.

Peskov mengatakan negaranya yakin tuduhan penggunaan senjata kimia di Douma adalah tuduhan yang salah dan tidak dapat digunakan sebagai dalih bagi AS untuk melakukan langkah militer melawan Suriah. Rusia telah terlibat dalam konflik Suriah sejak 2015 dan telah menjadi sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Di London, Perdana Menteri Inggris Theresa May memanggil menteri-menteri seniornya untuk menghadiri rapat kabinet khusus pada Kamis (12/4). Rapat tersebut akan membahas apakah Inggris akan bergabung dengan tindakan militer yang dipimpin AS di Suriah.

Sebuah sumber mengatakan kepada BBC, May siap mengambil tindakan terhadap pemerintah Assad di Suriah tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan parlemen. "Serangan senjata kimia yang terjadi pada Sabtu (7/4) di Douma di Suriah merupakan tindakan yang mengejutkan dan biadab. Semua mengindikasikan rezim Suriah yang bertanggung jawab," ujar May, Rabu (11/4).

Surat kabar Daily Telegraph melaporkan, May telah memerintahkan kapal selam Inggris untuk bergerak di dalam jangkauan rudal Suriah, dalam kesiapan untuk melakukan serangan terhadap militer Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement