REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Yatim menyalurkan bantuan untuk yatim dan dhuafa di Jalur Gaza, Palestina, belum lama ini. Penyaluran bantuan Rumah Yatim berlangsung di dua tempat, yaitu di Madrasah Banin Fatimah, Kota Jabalia dan di permukiman kumuh yang bernama Qoryah Badawi di Zaitun, Gaza Selatan.
Penyaluran bantuan Rumah Yatim melibatkan Yayasan Nusantara Palestina Center. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kerjasama antara Rumah Yatim dan Yayasan Nusantara Palestina Center. Yayasan Nusantara Palestina Center dididirikan oleh Abdillah Onim.
Bang Onim, sapaan akrab dari Abdillah Onim, sempat menjadi pembicara dalam seminar yang diselenggarakan Rumah Yatim, bulan lalu. Saat Bang Onim berkunjung ke Kota Bandung, Rumah Yatim sempat menyerahkan bantuan yang berasal dari donasi masyarakat Indonesia.
Donatur Indonesia melalui Rumah Yatim memberikan bantuan untuk warga Palestina.
Para donatur asal Indonesia memercayakan kepada Rumah Yatim untuk membantu anak yatim dan dhuafa di Jalur Gaza. Hingga kini, anak yatim dan dhuafa di Jalur Gaza mengalami situasi sulit akibat pemblokiran yang dilakukan oleh Israel lebih dari 11 tahun.
Sejumlah bantuan yang disalurkan, yakni di antaranya 50 paket pakaian musim dingin untuk 50 anak Yatim, 155 selimut hangat kepada 155 yatim dan keluarga dhuafa, penyediaan obat-obatan di Pusat Layanan Kesehatan Jabalia, dan pengeboran sumur air baru di sekitar Masjid Hamed Abu Sitta, Kota Khanyounis daerah selatan Jalur Gaza.
Penyediaan sumber air itu, menurut Direktur Rumah Yatim Nugroho BW, Insyaa Allah akan memberi manfaat bagi 5.000 orang. Pihaknya mengaku tidak akan bosan mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam menyukseskan program untuk sesama di Jalur Gaza.
Kata dia, anak-anak Gaza menyambut bantuan dari Rumah Yatim dengan bahagia. Bagi mereka, papar Nugroho, pakaian hangat baru hampir tidak pernah diperolehnya secara gratis , kecuali saat hari raya, dan itupun hanya dari negara pendonor termasuk Indonesia.
‘’Ayahku gugur saat terjadi gempuran Israel di Gaza tahun 2014. Alhamdulillah saya seperti mempunyai pengganti dari ayah saya dengan adanya hadiah berupa pakaian hangat dari saudara saya di Indonesia, terimakasih Indonesia,’’ ucap Muhammad (14 tahun), salah satu anak yatim yang merupakan seorang hafidz Qur’an.