REPUBLIKA.CO.ID GAZA--- Dua warga Palestina kembali tewas saat melakukan demonstrasi di perbatasan Gaza. Dilansir Aljazirah, Jumat (15/4), seorang pria Palestina yang ditembak oleh pasukan Israel selama demonstrasi telah meninggal karena luka-lukanya.
Juru bicara kementerian kesehatan Gaza,Ashraf al-Qudra, mengatakan Abdullah Mohammed al-Shuhri (28) ditembak di dada di Khuza'a, dekat kota Khan Younis pada Kamis.
Al-Shuhri meninggal di Rumah Sakit Eropa, di mana ia menerima perawatan tak lama setelah ditembak.
Sebelumnya pada Kamis, Mohammed Abu Hajeela (31), tewas dalam serangan udara Israel. Ia meninggal di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza.
Dengan adanya korban tambahan ini maka sebanyak 34 warga Palestina telah ditembak mati sejak dimulainya demonstrasi pada 30 Maret lalu.
Pasukan Israel menembakkan peluru tajam, gas air mata dan peluru baja berlapis karet ke arah orang Palestina yang melakukan demnstrasi.
Menurut kementerian kesehatan Gaza, pasukan Israeljuga telah melukai lebih dari 3.000 orang sejak dimulainya demonstrasi.
Demonstrasi akan berlanjut sampai peringatan peristiwa Nakba pada 15 Mei. Ini juga akan menandai 70 tahun sejak 750 ribu orang Palestina diusir dari desa-desa dan kota-kota mereka oleh milisi Zionis pada 1948.
Sekitar 70 persen dari dua juta penduduk Gaza dipaksa meninggalkan rumah mereka dan sekarang tinggal di wilayah seluas kota AS di Detroit. Ini telah digambarkan sebagai "penjara terbuka terbesar di dunia".
Israel telah menarik kecaman tajam atas perintah-perintah tembakan di sepanjang perbatasan. Termasuk peringatan bahwa orang-orang yang mendekat atau mencoba merusak pagar akan menjadi sasaran.
Pekan lalu, wartawan Yaser Murtaja (30) dibunuh oleh pasukan Israel saat meliput demonstrasi. Padahal saat itu ia mengenakan jaket antipeluru yang ditandai dengan kata "Press".
Para pejabat Israel, termasuk Benjamin Netanyahu, telah memuji pasukan Israel karena menjaga perbatasan negara dengan baik.
Pada 1 April, Menteri pertahanan Israel,Avigdor Lieberman, menolak seruan untuk melakukan investigasi independen terhadap pembunuhan tersebut.
Advertisement