REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Lebanon Michel Aoun pada Kamis (12/4) mengutuk serangan udara Israel ke Suriah. Ia juga mengatakan penggunaan wilayah udara Lebanon adalah serangan terhadap kedaulatan Lebanon.
Dikutip National News Agency (NNA), Aoun selama satu sidang kabinet kembali menyampaikan pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri dua hari sebelumnya bahwa Lebanon siap mengajukan komplain resmi ke Dewan Keamanan PBB mengenai penggunaan secara tidak sah oleh Israel wilayah udara Lebanon untuk menyerang sasaran di Suriah.
Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri juga mengomentari ketegangan saat ini selama sidang tersebut. "Kami bekerja untuk membebaskan Lebanon dari setiap potensi masalah yang mungkin dihadapinya akibat dari perkembangan regional," ujarnya.
Pada Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua pesawat tempur F-15 Israel telah melancarkan delapan serangan rudal dari wilayah udara Lebanon, dengan sasaran satu pangkalan udara di dekat Homs, Suriah.
Presiden AS Donald Trump dengan tegas telah menyampaikan kesediaan negaranya untuk menyerang Suriah. Presiden AS itu sedang mengumpulkan dukungan dan keikut-sertaan negara lain Barat dalam serangan yang direncanakan tersebut.
Namun Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan setiap kemungkinan serangan hanya akan makin merusak kestabilan di wilayah itu, sehingga dapat mengancam keamanan dan perdamaian internasional.
Dengan setiap kemenangan militer Suriah, negara Barat meningkatkan retorika dan berusaha mengubah jalur peristiwa, kata Bashar selama pertemuannya dengan Penasehat Senior Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khemenei, Ali Akbar Velayati --yang sedang berkunjung ke Suriah.
Kedua pihak sepakat bahwa ancaman aksi militer terhadap Suriah oleh negara Barat adalah dusta belaka yang dibuat oleh negara itu dan alat mereka kelompok gerilyawan di dalam Suriah, setelah pembebasan Ghout Timur di sebelah timur Ibu Kota Suriah, Damaskus.
Pada Sabtu lalu (7/4), gerilyawan di Kabupaten Douma, Damaskus, menuduh pasukan militer Suriah menggunakan gas klorin, yang mengakibatkan tewasnya 40 orang. Pemerintah Suriah dengan tegas telah membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan gerilyawan memalsukan fakta untuk menarik serangan asing terhadap Suriah.