REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengadakan latihan militer angkatan laut terbesar di Laut Cina Selatan yang masih menjadi wilayah sengketa, Jumat (13/4). Presiden Cina Xi Jinping dengan mengenakan seragam militer, turun langsung dalam mengawasi latihan yang mengerahkan kapal induk Liaoning itu.
"Membangun angkatan laut yang kuat tidak pernah begitu mendesak seperti saat ini. Kami akan membangun militer yang kuat di era baru," kata Xi di hadapan para tentaranya.
Kementerian Pertahanan Cina mengatakan, latihan militer ini melibatkan 10 ribu personel, 76 jet tempur, 48 kapal angkatan laut, dan sebuah kapal selam bertenaga nuklir. Kontributor Aljazirah, Al Adrian Brown, yang melaporkan langsung dari Beijing, mengatakan latihan ini dilakukan setelah tiga skuadron pesawat tempur angkatan laut AS melewati perairan Laut Cina Selatan.
"Saat ini di Laut Cina Selatan, yang melayani beberapa jalur pelayaran, dia (Xi) memiliki pesan lain 'ini adalah perairan kami, dan kami memiliki kekuatan membelanya,'" kata Brown.
Pada Kamis (12/4), Angkatan Laut Cina mengumumkan mereka akan mengadakan latihan militer yang menggunakan amunisi hidup di Selat Taiwan pada Rabu (18/4). Latihan ini menjadi latihan pertama dalam lebih dari 20 tahun.
Taiwan juga telah mengadakan latihan militernya sendiri pada Jumat (13/4) di tengah meningkatnya ketegangan dengan Cina. Latihan angkatan laut ini menjadi yang pertama sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengambil alih kekuasaan pada 2016.
"Warga kami harus merasa sangat yakin akan tekad tentara kami untuk membela dan melindungi negara kami," kata Tsai di kapal perang di lepas pantai timur negara itu.
Tsai telah memperingatkan ekspansi militer Cina, yang merujuk kepada latihan militer Beijing di sekitar Taiwan. Angkatan udara Cina sendiri telah melakukan sekitar 25 latihan militer di Taiwan antara Agustus 2016 dan Desember 2017.