Ahad 15 Apr 2018 14:09 WIB

UEA Prihatin dengan Situasi di Suriah

UAE mengharapkan berakhirnya krisis Suriah dengan segala resiko yang ditimbulkannya.

Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Uni Emirat Arab (UAE) pada Sabtu (14/4) menyatakan negara itu mengikuti dengan "prihatin" perkembangan di Suriah dan peningkatan saat ini, demikian laporan media setempat.

Kementerian Urusan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UAE di Abu Dhabi juga "dengan keras mengutuk" penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil, kata kantor berita UAE, WAM.

Satu pernyataan resmi menambahkan UAE mendukung semua tindakan internasional dengan tujuan menghapuskan dan menghancurkan senjata yang dilarang secara internasional tersebut.

UAE juga menekankan perlunya mencegah senjata itu jatuh ke tangan "organisasi teroris internasional di daerah konflik".

UAE, sebagaimana dilaporkan Xinhua di Jakarta, Ahad pagi, menegaskan dukungannya bagi operasi militer terhadap senjata terlarang tersebut dan instalasinya di Suriah.

Pernyataan itu menambahkan UAE percaya penyelesaian politik adalah dasar bagi penanganan krisis Suriah. Negara Arab tersebut juga menyeru semua pihak untuk bertindak sejalan dengan resolusi terkait keabsahan internasional.

Pernyataan itu mengatakan UAE mengharapkan berakhirnya krisis Suriah dengan segala resiko yang ditimbulkannya bagi persatuan negeri tersebut dan kehilangan nyawa manusia yang meningkat. Pada saat yang sama, pernyataan itu menegaskan bahwa diaktifkannya peran Arab dalam upaya politik diperlukan untuk menemukan penyelesaian politik.

Secara terpisah, Kementerian Urusan Luar Negeri Estonia pada Sabtu kembali menegaskan dukungan Estonia bagi upaya pimpinan PBB untuk mewujudkan penyeleisaian politik yang langgeng bagi konflik Suriah.

"Estonia dengan keras mengutuk penggunaan senjata kimia oleh rejim Suriah, yang paling akhir di Douma pada 7 April 2018 dan menyerukan semua yang bertanggung-jawab diseret ke pengadilan," katanya.

Pemerintah Suriah telah membantah tuduhan itu dan menyebut laporan trsebut adalah berita palsu yang digunakan oleh Barat untuk membenarkan serangannya ke Suriah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement