REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Menteri Luar Negeri pemerintah rekonsiliasi Libya, Mohammed Taha Siala meyakini KTT ke-29 Liga Negara-negara Arab dapat menjadi katalis menghapus stagnasi di semua bidang. KTT tersebut diselenggarakan pada saat krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara-negara Arab yang menyebabkan putus asa dan frustrasi di antara warga negara Arab. "Kita mendesak semua untuk bekerja secara efisien," kata dia dilansir di Arab News, Ahad (15/4).
Siala mengatakan Libya bergantung pada KTT untuk memperkuat solidaritas Arab dan meningkatkan kolaborasi di berbagai bidang ekonomi, budaya, dan sosial. Serta, menciptakan kesepakatan visi Arab bersatu. Ia berharap, kesepakatan itu menjadi landasan menyusun strategi terpadu pada keamanan Arab, membela perbatasan negara-negara Arab dari bahaya teror, ekstremisme dan geng-geng lintas perbatasan.
Siala mengatakan keputusan Liga Arab terkait dengan krisis di Libya memainkan peran utama dalam mengidentifikasi berbagai jalur solusi yang mengarah pada penyelesaian jalur politik. Terkait upaya melawan teror, ia mengacu pada bagian yang berkaitan dengan melestarikan keamanan nasional dan memerangi teror. Hal itu tertuang dalam agenda Dewan Liga Arab sejak 2016.
Dia meminta negara-negara anggota mengerahkan lebih banyak upaya untuk memerangi terorisme dan mengakhiri konsekuensi. Serta, mengembangkan strategi holistik untuk memerangi teror.