REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Sebuah bocoran dokumen yang diperoleh surat kabar Lebanon, Al Akhbar, mengungkapkan isi dari sejumlah pertemuan diplomatik rahasia yang dikirim oleh Dubes Uni Emirat Arab (UAE) dan Yordania di Lebanon kepada pemerintah masing-masing. Dalam dokumen itu disebutkan, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed (Mbz) sedang mencoba memutuskan hubungan dengan Arab Saudi.
Salah satu dokumen yang dikeluarkan pada 20 September 2017, mengungkapkan hasil pertemuan antara Dubes Yordania untuk Lebanon Nabil Masarwa dan Dubes Kuwait untuk Lebanon Abdel-Al al-Qenaie. Sementara dokumen kedua yang dikeluarkan pada 28 September 2017 mengungkapkan pertemuan antara Masarwa dan Dubes UAE untuk Lebanon Hamad bin Saeed al-Shamsi.
"Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed sedang berusaha memutus hubungan dengan Kerajaan Arab Saudi," kata dokumen itu, seperti dilaporkan laman Aljazirah.
Dokumen itu mengatakan UAE menganggap kebijakan Arab Saudi telah gagal baik di dalam negeri maupun di luar negeri, terutama di Lebanon. "UEA tidak puas dengan kebijakan Saudi," kata Masarwa dalam dokumen tersebut.
Menurut dokumen itu, al-Shamsi mengatakan Lebanon lebih memilih Hamad bin Abdulaziz al-Kawari dari Qatar untuk menjadi kepala UNESCO pada Oktober 2017. "(Perdana Menteri Lebanon Saad) Hariri tahu Lebanon memberikan suara untuk Qatar," kata al-Shamsi dalam sebuah dokumen yang dikirim ke pemerintahannya pada 18 Oktober 2017.
Pada November tahun lalu, Hariri mengumumkan pengunduran dirinya yang mengejutkan dari ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Dia kemudian menunda keputusannya itu dan menyalahkan Iran serta Hizbullah, atas pengunduran dirinya. Dia juga mengatakan dia takut akan adanya upaya percobaan pembunuhan.
Para pejabat di Lebanon menuduh Hariri disandera oleh Pemerintah Arab Saudi. Tuduhan itu dibantah Hariri dalam pernyataan publik pertamanya setelah keputusan pidato pengunduran dirinya di Riyadh.