REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengadakan pemutaran pribadi film Black Panther untuk menyambut peluncuran bioskop di kerajaan yang diharapkan terbuka untuk umum pada awal bulan depan, Rabu (18/4).
Pihak berwenang merencanakan pemutaran undangan untuk film di aula konser yang diubah menjadi kompleks bioskop di ibukota, Riyadh. Pemutaran film ini akan diikuti dengan kesibukan membangun bioskop di kota-kota besar.
Perusahaan Pengembangan dan Investasi Hiburan (DIEC), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF), akan mengawasi peluncuran bersejarah bioskop publik pertama Kerajaan dalam kolaborasi dengan AMC Entertainment di sebuah komplek bioskop yang baru didirikan di Distrik Keuangan Raja Abdullah (KAFD) di Riyadh.
"DIEC sangat bangga untuk meluncurkan bioskop publik pertama di Arab Saudi dalam kemitraan dengan AMC dan melakukannya di lokasi ikonik." kata Abdullah Al Dawood, Ketua DIEC seperti dilansir di Arab News, Kamis (19/4).
KAFD, yang menjadi tuan rumah kompleks AMC Cinemas pertama, adalah Central Business District Arab Saudi yang akan menyediakan area modern, terintegrasi dan mixed-use, yang terdiri dari kantor, perumahan dan ruang perhotelan berkualitas tinggi.
Adam Aron, CEO AMC Entertainment, mengatakan, meskipun memiliki sekitar 1.000 bioskop dan 11 ribu layar di seluruh dunia, namun tidak satu pun dari mereka telah menangkap imajinasi dunia seperti ini. Di Saudi, ini jelas merupakan peristiwa bersejarah.
"Pemerintah Saudi telah menyebut acara pada Rabu sebagai pertunjukan film komersial pertama di kerajaan setelah lebih dari 35 tahun." kata Aron.
"Ini adalah momen penting dalam transformasi Arab Saudi menjadi ekonomi dan masyarakat yang lebih hidup," kata Menteri Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi Awwad Alawwad dalam sebuah pernyataan.
Ini adalah pembalikan keras bagi sebuah negara di mana pemutaran film publik dilarang pada tahun 1980-an dalam gelombang konservativisme yang menyapu Arab Saudi saat itu.
Langkah untuk membuka bioskop di Saudi muncul sebagai bagian dari upaya Putra Mahkota Mohammed Bin Salman untuk mereformasi berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi dan sosial Arab Saudi.
Putra mahkota berada di belakang langkah-langkah seperti mencabut larangan mengemudi wanita yang akan berlaku musim panas ini, dan membawa kembali konser dan bentuk hiburan lainnya untuk memuaskan keinginan mayoritas penduduk muda di negara itu.
Dorongan sosial oleh Pangeran Muhammad adalah bagian dari apa yang disebut Visi 2030, blue print untuk negara yang bertujuan untuk meningkatkan belanja lokal dan menciptakan lapangan kerja di tengah harga minyak yang terus menurun.
Pemerintah Saudi memproyeksikan bahwa pembukaan bioskop akan menyumbang lebih dari 90 miliar riyal bagi perekonomian dan menciptakan lebih dari 30 ribu pekerjaan pada tahun 2030. Kerajaan itu mengatakan akan ada 300 bioskop dengan sekitar 2.000 layar yang dibangun pada tahun 2030.
Selama beberapa tahun terakhir, Arab Saudi secara bertahap telah melonggarkan pembatasan pada pemutaran film, dengan festival film lokal dan pemutaran di bioskop darurat. Meskipun begitu, untuk sebagian besar orang-orang Saudi yang ingin menonton film di bioskop harus mengemudi ke Bahrain terdekat atau Uni Emirat Arab