REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ratu Inggris Elizabeth pada Kamis (19/4) mengatakan berharap putranya dan ahli waris takhta Pangeran Charles memimpin Persemakmuran. Hal itu menjawab beberapa orang, yang menyatakan jabatan tersebut harus digilir di antara negara anggotanya.
"Harapan tulus saya ialah bahwa Persemakmuran terus memberikan ketenangan dan keberlanjutan untuk angkatan mendatang dan memutuskan bahwa pada suatu hari, Pangeran Wales harus mengemban pekerjaan penting, yang dimulai ayah saya pada 1949," kata ratu pada pembukaan Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran.
Pertemuan di London untuk pertama kali dalam 20 tahun tersebut dipandang sebagai peluang bagi Inggris untuk berhubungan kembali dengan bekas jajahannya. Inggris juga ingin menguatkan kembali persekutuan longgar 53 negara Persemakmuran jelang Brexit.
Persemakmuran berkembang dari kerajaan Inggris pada pertengahan abad ke-20 dan Ratu menjadi kepalanya sejak pemerintahannya dimulai pada 1952. Pertanyaan tentang siapa akan meneruskan penguasa kerajaan Inggris berusia 91 tahun pada peran itu, diangkat jelang pertemuan puncak. Pemimpin partai oposisi Inggris menyatakan pada Minggu bahwa posisi tersebut harus digilir di sekitar anggotanya.
Perdana menteri Theresa May juga berbicara pada upacara pembukaan dan memberi penghargaan atas "layanan, dedikasi dan keajegan" ratu dalam peran itu. May akan melobi Charles untuk menjadi pengganti ratu ketika masalah ini dibahas selama dua hari ke depan.
Pangeran Charles, 69 (tahun), juga berusaha meyakinkan dirinya untuk peran itu dalam sambutannya dalam acara di Istana Buckingham. "Bagi saya, Persemakmuran menjadi bagian mendasar dalam hidup saya selama yang saya ingat," katanya.