Sabtu 21 Apr 2018 10:35 WIB

Jepang Minta Sanksi ke Korut tak Dicabut

Langkah Kim dinilai terpengaruh oleh serangan AS ke Suriah.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Kim Jong un
Foto: EPA/KCNA
Kim Jong un

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang meminta komunitas internasional untuk tetap memberikan tekanan terhadap Korea Utara (Korut). Sanksi perlu tetap diberlakukan, meski Korut memutuskan untuk menangguhkan program nuklirnya.

Permintaan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Jim Mattis. "Sanksi harus dipertahankan hingga negara komunis itu benar-benar menanggalkan program nuklir dan uji coba rudal secara efektif, terverifikasi dan tidak dapat diubah," ujar Itsunori, Sabtu (21/4)

Jepang berkali-kali meminta dunia memberikan hukuman maksimum kepada Korut terkait program nuklir dan uji coba rudal yang kerap mereka lakukan. Pemerintah Jepang berendapat jika sanksi optimal diperlukan agar negara tertutup itu benar-benar meninggalkan program persenjataan mereka.

Pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un mengaku siap untuk menghentikan program nuklir. Korut bahkan bersedia untuk dilakukan pembongkaran terhadap fasilitas uji coba nuklir mereka.

Kim mengatakan, denuklirisasi dilakukan guna mengejar pertumbuhan ekonomi negara dan perdamaian di Semenanjung Korea. Niatan itu juga sudah disampaikan Kim dalam rapat pleni dalam komite pleno partai buruh, yang berkuasa di Korut.

Pembongkaran terhadap fasilitas nuklir dilakukan agar penhentian uji coba senjata tersebut dapat dilakukan secara transparan. Pernyataan itu dilontarkan Kim menyusul perteuman dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in yang dilanjutkan dengan perundingan dengan Presiden AS.

Menurut Onodera, langkah yang diambil Kim sedikit banyak dipengaruhi oleh serangan sekutu yang dipimpin AS ke Suriah. Dia mengatakan, serangan tersebut seakan memberikan pesan kepada Kim Jong-un jika negara Barat memiliki kemauan politik untuk meluncurkan serangan yang tepat dari jarak jauh.

"Aksi ini diambil untuk melawan penggunaan senjata pemusnah massal dan saya kira ini juga memberikan pesan jelas kepada Korut," kata Itsunori Onodera seperti dikutip Chanel News Asia.

Onodera mengatakan, AS dan Jepang harus bersinergi dengan dunia internasional untuk membuat Korut meninggalkan program senjata pemusnah massal mereka. Lebih lanjut, dia mengatakan, aliansi Jepang-AS merupakan landasan dasar untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan pasifik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement