REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Presiden Prancis Emmanuel Macron menelepon Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk membahas perang Suriah, pada Sabtu (21/4). Kantor Sisi mengatakan, Macron membicarakan serangan Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris di Suriah satu pekan lalu.
“Ia menekankan bahwa serangan itu masih di dalam kerangka keabsahan internasional,” kata kantor Sisi dilansir dari Reuters, Ahad (22/4).
Ketiga negara tersebut menembakkan 105 peluru kendali sebagai tindakan atas dugaan serangan gas beracun di Suriah. Serangan itu membidik sejumlah tempat, yang disebut Pentagon tiga sarana senjata kimia.
Sisi menyatakan kekhawatiran tentang peningkatan pergerakan militer di Suriah. Ia mengatakan hal itu akan mengarah pada kemerosotan lebih jauh dan menambah kekisruhan keadaan.
Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi. (Welt.de)
Sisi juga menekankan sikap teguh Mesir, yang menolak penggunaan senjata apa pun, yang dilarang dunia, di wilayah Suriah, kata pernyataan itu. Ia menekankan "pentingnya melakukan penyelidikan internasional yang transparan terhadap masalah itu".
Ketiga negara Barat itu mengatakan serangan-serangan yang mereka lancarkan ditujukan untuk melumpuhkan kemampuan persenjataan kimia Suriah. Serangan bukan untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad ataupun mencampuri perang saudara.
Macron memerintahkan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengunjungi Mesir pada akhir bulan ini guna membahas upaya memperkuat hubungan dwipihak, demikian pernyataan tersebut.