REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Status kewarganegaraan Prancis dianggap sebagai yang terbaik sedunia. Pemeringkatan itu berdasarkan studi Indeks Kualitas Kewarganegaraan Kochenov (QNI) oleh firma penasihat kewarganegaraan global Henley & Partners.
Riset tersebut memeringkat kewarganegaraan berdasarkan banyak faktor. Beberapa di antaranya yaitu kekuatan ekonomi, pembangunan SDM, perdamaian, stabilitas, perjalanan bebas visa, serta akses menetap dan bekerja di luar negeri.
Dengan kata lain, indeks mengukur seberapa besar status kewarganegaraan membantu mengembangkan bakat dan bisnis tiap individu. Terbukti, Prancis menduduki puncak peringkat dengan skor sebesar 81,7 persen, mengungguli Jerman dengan nilai 81,6 persen.
Islandia dan Denmark ada pada posisi ketiga dan keempat, sementara negara besar seperti Inggris dan Amerika Serikat justru tidak masuk dalam 10 besar. Inggris menempati posisi ke-13 sedangkan Amerika menduduki peringkat ke-27.
Salah satu penggagas indeks QNI, Dimitry Kochenov, mengatakan metode itu menghasilkan laporan yang jelas dan objektif. Utamanya, tentang keuntungan yang bisa didapatkan seseorang dari kewarganegaraan yang dimilikinya.
Metode menggunakan kombinasi data kuantitatif dari lembaga-lembaga terkemuka, seperti PBB, Bank Dunia, dan Asosiasi Transportasi Udara Internasional. Indeks itu pun dapat digunakan sebagai bahan evaluasi tiap negara.
"QNI mengukur nilai internal kewarganegaraan dengan mengacu pada kualitas hidup dan peluang untuk pertumbuhan pribadi," kata profesor dalam bidang hukum konstitusi dan kewarganegaraan itu, dikutip dari laman Daily Mail.