REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pemimpin politik kelompok Houthi tewas dalam serangan udara yang dipimpin Saudi di provinsi Hudaida. Dilansir Aljazirah, Selasa (24/4), jaringan TV Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan Saleh al-Sammad dibunuh pada Kamis (19/4) lalu.
Sammad merupakan presiden dari Dewan Politik Tertinggi yang menjalankan ibukota Yaman, Sanaa, dan daerah-daerah yang dikuasai pemberontak lainnya. Houthi telah memilih Mahdi al-Mashat sebagai pengganti Sammad.
Baca juga, Empat Bandara di Arab Saudi Diserang Rudal Balistik Houthi
Dalam pidato yang disiarkan televisi Senin (23/4) malam, pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengatakan secara keseluruhan, tujuh orang tewas dalam serangan udara Kamis lalu. "Kejahatan ini tidak akan merusak kehendak rakyat dan negara kita. Ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban," tambahnya.
Ia mengatakan kekuatan agresi yang dipimpin AS dan rezim Saudi secara hukum bertanggung jawab atas kejahatan tersebut dan semua implikasinya.
Tidak ada komentar langsung oleh koalisi pimpinan Saudi atas pernyataan Houthi ini.
Pemimpin redaksi Yemen Post Hakim Almasmari mengatakan kematian al-Sammad merupakan perkembangan yang signifikan dari konflik koalisi Saudi dan Houthi. "Dia adalah presiden yang bertindak di daerah-daerah yang dikuasai Houthi di Yaman, jadi ini dianggap sebagai pukulan terbesar bagi Houthi, secara politik, sejak perang dimulai," katanya.
Ia mengatakan lokasi pembunuhan dianggap sebagai tempat yang paling aman untuk Houthi. "Ini adalah reaksi besar bagi Houthi, juga keamanan," tambahnya.
Menurut Almasmari, tidak mengherankan jika al-Sammad digantikan oleh al-Mashat. Ia merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam gerakan Houthi.
Pada Ahad dua serangan udara koalisi pimpinan Saudi juga menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai puluhan orang di Yaman barat laut.
Seorang petugas medis mengatakan sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak yang berkumpul di tenda yang disiapkan untuk pesta pernikahan di distrik Bani Qays Hajjah.
Houthi mulai memerangi Yaman pada 2014 untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Pada Maret 2015, sebuah koalisi negara-negara Arab yang dibentuk oleh Arab Saudi meluncurkan kampanye untuk melawan Houthi.
Sejak itu, Saudi telah melakukan lebih dari 16 ribu serangan udara, yang mengakibatkan banyaknya korban sipil tewas. Amerika Serikat telah membantu koalisi dengan dukungan persenjataan dan logistik.