REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia menegaskan sama sekali tidak memiliki niatan sekecil apapun untuk meninggalkan Suriah. Hal itu dikemukakan menyusul pernyataan Amerika Serikat (AS) yang mengaku memiliki rencana terkait Suriah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, dunia internasional seharusnya mengerti posisi Rusia dan bekerja bersama menyelesaikan konflik di Suriah. Terlebih usai pertemuan AS dengan Prancis.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron memang tengah mengadakan petemuan di Gedung Putih. Namun, pertemuan kedua kepala negara tersebut lebih condong membahas terkat perjanjian nuklir Iran.
Kendati, AS dan Prancis ditambah Inggris juga tengah mengadakan pertemuan lainnya di Toronto dengan negara anggota G-7. Isu seputar aktifitas Rusia di Suriah dan Ukraina serta Iran akan menjadi agenda bahasan utama pertemuan tersebut.
Pertemuan yang diadakan di Toronto itu akan berlangsung selama dua hari. Anggota negara G-7 adalah Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Aerika Serikat (AS). Keanggotakan Rusia dalam organisasi itu telah dibekukan menyusul pencaplokan daerah yang mereka lakukan terhadap Krimea pada 2014.