REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Hamas menuduh Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah melakukan tindakan keras terhadap Jalur Gaza. Tuduhan tersebut datang tak lama setelah Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah meminta gerakan tersebut untuk mendukung presiden.
Hamdallah meminta Hamas untuk menyerahkan Gaza dan berdiri bersatu di belakang Abbas demi persatuan. Akan tetapi gerakan itu menanggapi dengan serangan terhadap Abbas.
Mereka menyerukan kepada orang Eropa dan Arab untuk campur tangan segera dan segera untuk menghentikan apa yang disebut pembantaian yang dipimpin oleh Abbas terhadap Jalur Gaza. Menurut mereka Abbas melakukannya untuk imbalan untuk keuntungan politik yang murah.
Retorika yang dipanaskan oleh kedua belah pihak kemungkinan akan semakin menghambat upaya Mesir untuk melaksanakan rekonsiliasi antara dua faksi Palestina yang bersaing yang dicapai pada bulan Oktober 2017.Dalam komentar pada Ahad, perdana menteri mengatakan upaya untuk melindungi tanah dan melestarikan identitasnya dapat dicapai dengan memperkuat persatuan masyarakat, tanah dan institusi.
Dia juga mendesak Hamas untuk berpartisipasi dalam Dewan Nasional Palestina. Dia menekankan bahwa PLO adalah satu-satunya wakil sah dari rakyat Palestina. Dewan Nasional Palestina dijadwalkan bertemu pada 30 April di Ramallah untuk memilih komite eksekutif baru untuk PLO.
Sementara Hamas memperingatkan tentang kelanjutan langkah-langkah pembalasan Abbas terhadap Jalur Gaza dan pemblokiran gaji karyawan Otoritas Palestina (PA) baru-baru ini. "Ini menggambarkan tindakan-tindakan ini tidak memiliki semua nilai dan prinsip moral, nasional dan kemanusiaan, menurut pernyataan Hamas, dikutip Asharq Alawsat, Selasa (24/4).
Hamas menyatakan solidaritas penuhnya dengan tuntutan semua karyawan tanpa kecuali. Pihaknya menyerukan semua orang Palestina, Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa untuk memikul tanggung jawab mereka dan untuk campur tangan segera dan cepat untuk menghentikan pembantaian ini dan pengabaian kehidupan dua juta orang Palestina di Gaza, yang hidup dalam kondisi terburuk.
Serangan yang diluncurkan oleh Hamas jelas merepresentasikan komplikasi dalam melanjutkan upaya rekonsiliasi di Jalur Gaza.Kairo berusaha keras untuk meredakan krisis yang meletus setelah upaya pembunuhan bulan lalu terhadap Hamdallah di Gaza.
Upaya pembunuhan tersebut menyebabkan perbedaan pendapat yang lebih mendalam antara Fatah dan Hamas. PA bersikeras meminta agar Hamas menyerahkan sepenuhnya Jalur Gaza, permintaan yang ditolak oleh gerakan itu. Pihaknya juga menuduh Hamas berada di balik pembunuhan itu.