REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan rezim Suriah mencegah pasokan bantuan memasuki Ghouta Timur. Ini artinya sekitar 200 ribu warga sipil yang tinggal di sana setelah rezim merebut kembali dari pemberontak tidak mendapatkan bantuan kemanusiaan yang sangat mereka butuhkan.
"Ghouta Timur tidak lagi dikepung, tetapi kami masih belum menerima izin masuk ke wilayah itu" kata Direktur WFP untuk Suriah Jakob Kern pada konferensi pers di Kantor PBB di Jenewa, dikutip Middle East Monitor, Rabu (25/4).
Baca juga, Puluhan Orang Mati dalam Kondisi Mengenaskan di Douma
Dia menyerukan rezim Suriah untuk mengizinkan tim WFP untuk memasuki daerah itu. Karena mereka harus memberikan bantuan mendesak kepada penduduk.Orang-orang Ghouta Timur dievakuasi pada 22 Maret.
Pejabat PBB memperingatkan bencana besar jika kota Idlib, yang menampung jutaan orang terlantar dari berbagai bagian negara itu, diserang.Dia menekankan pada kebutuhan untuk memulai proses perdamaian di Suriah sesegera mungkin.
"Rakyat Suriah sudah muak dengan perang yang telah berlangsung selama tujuh tahun. Suriah ingin kembali ke kedamaian dan kehidupan normal mereka.