Rabu 25 Apr 2018 11:50 WIB

Baru Tahun 1928 Perempuan Inggris Peroleh Hak Memilih

Inggris aku jasa dan perjuangan Millicent Fawcett.

Walikota London, Sadiq Khan, (kiri), melihat ke arah Perdana Menteri Inggris Theresa May saat meresmikan  patung  Millicent Fawcett di Parliament Square di London, Inggris, pada hari Selasa (24/4).
Foto: Saudigazette/epa
Walikota London, Sadiq Khan, (kiri), melihat ke arah Perdana Menteri Inggris Theresa May saat meresmikan patung Millicent Fawcett di Parliament Square di London, Inggris, pada hari Selasa (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON -- Patung pertama seorang wanita berdiri di Alun-Alun Parlemen London. Patung ini diresmikan pada Selasa lalu (24/4)  untuk merayakan ulang tahun ke-100 tahun kemenangan kaum perempuan untuk memiliki hak memilih di Inggris.

Patung sosok pengobar kampanye bagi hak perempuan Inggris, Millicent Fawcett, ini akan berdiri bersama 11 pria, termasuk pemimpin masa perang Inggris Winston Churchill, ikon kemerdekaan India Mahatma Gandhi dan tokoh anti apartheid Nelson Mandela. Perdana Menteri Theresa May - Perdana Menteri wanita kedua Inggris setelah Margaret Thatcher - memimpin upacara pembukaan.

Seperti dilansir Saudigazeete dan AFP,  Theresa May mengatakan, kalau bukan karena jasa Fawcett dia tak akan datang. "Saya tidak akan berada di sini hari ini sebagai perdana menteri, tidak ada anggota parlemen perempuan yang akan memiliki kursi mereka di parlemen, tidak satupun dari kita akan menikmati hak-hak yang sekarang kita nikmati," kata May.

"Perjuangan untuk mencapai jangka panjang dan sulit. Dan Fawcett mengabdikan hidupnya untuk tujuan,’’ tukas May lagi.

May mengatakan Fawcett menghadapi dekade oposisi sengit saat ia berkampanye tentang hak-hak perempuan di seluruh Inggris dan dunia yang lebih luas. "Itu benar dan tepat bahwa, hari ini, dia mengambil tempatnya di jantung demokrasi kita," kata May, sambil memperingatkan bahwa perjuangan untuk kesetaraan ha peremuan masih jauh dari kemenangan.

Patung Fawcett menandai seratus tahun Undang-Undang Rakyat yang memperpanjang hak lebih dari 30 juta perempuan di atas 30 usia tahun untuk memilih. Dan memang baru pada tahun 1928 perempuan Inggris memperoleh hak suara yang sama, tetapi tindakan 1918 merupakan langkah besar yang menempatkan Inggris di atas beberapa orang sezaman seperti yang terjadi Prancis.

Walikota London Sadiq Khan mengatakan: "Akhirnya, Alun-Alun Parlemen bukan lagi zona khusus untuk patung laki-laki.” Patung itu dibuat oleh seniman Inggris Gillian Wearing, yang memenangkan Turner Prize 1997 untuk seni visual. Dia adalah yang pertama menghasilkan patung untuk Parliament Square.

Monumen itu memperlihatkan Fawcett memegang plakat bertuliskan "Keberanian Panggilan Untuk Keberanian Di Mana-Mana", sebagai penghargaan atas pidato yang dia berikan kepada kematian Suffragette Emily Wilding Davidson pada perlombaan pacuan kuda 1913 Epsom Derby. Fawcett sendiri adalah seorang Suffragist, bagian dari gerakan moderat yang mendahului Suffragettes yang lebih militan.

Dia terkenal karena kampanyenya untuk meningkatkan peluang perempuan dalam pendidikan tinggi dan merupakan salah satu pendiri Newnham College khusus wanita di Universitas Cambridge. Dia juga presiden Persatuan Nasional Hak Asasi Perempuan Masyarakat antara 1897 dan 1901. Fawcett meninggal pada tahun 1929 berusia 82 tahun.

Ke-11 patung yang sudah ada di alun-alun adalah mantan perdana menteri Inggris Churchill, David Lloyd George, Viscount Palmerston, Earl of Derby, Benjamin Disraeli, Robert Peel dan George Canning; PM Jan Smuts dan Presiden Mandela dari Afrika Selatan; Presiden AS Abraham Lincoln, dan Gandhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement