Jumat 27 Apr 2018 20:43 WIB

Utusan PBB Peringatkan Soal Ancaman Perang di Gaza

Sebulan terakhir, puluhan ribu orang Palestina berkumpul di perbabatasan Israel-Gaza

Demonstran Palestina melambaikan bendera di hadapan tentara Israel di perbatasan Gaza-Israel dekat Beit Lahiya, Rabu, 4 April 2018.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Demonstran Palestina melambaikan bendera di hadapan tentara Israel di perbatasan Gaza-Israel dekat Beit Lahiya, Rabu, 4 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov pada Kamis (26/4) memperingatkan mengenai ancaman perang lain di Jalur Gaza setelah berpekan-pekan kerusuhan di perbatasan dengan Israel.

 

"Gabungan kemerosotan keamanan, pembangunan dan kondisi kemanusiaan ini, ditambah dengan kebuntuan politik, membuat Jalur Gaza jadi daerah yang mudah meledak. Meskipun ada perkembangan drastis di bagian lain wilayah tersebut, kita harus mengerjakan semua yang mungkin untuk mencegah perang lain di Gaza," kata Mladenov kepada Dewan Keamanan PBB.

 

Selama empat pekan terakhir, puluhan ribu orang Palestina di Jalur Gaza telah berkumpul di perbatasan dengan Israel dalam konteks protes "Pawai Akbar Kepulangan". "Unjuk-rasa diperkirakan berlanjut dan mencapai puncaknya seputar hari kemerdekaan Israel pada 14 Mei, dan dapat menyebar ke Tepi Barat Sungai Jordan dan ke luar wilayah itu," kata Mladenov seperti dilansir Xinhua.

 

"Jika konflik lain antara HAMAS dan Israel meletus, ini akan memiliki konsekuensi yang memporak-porandakan buat orang Palestina di Jalur Gaza. Itu dapat merusak kestabilan yang relatif di Tepi Barat dan memiliki gema bagi Israel dan wilayah tersebut," katanya memperingatkan.

 

Sejak 30 Maret, selama demonstrasi itu, 35 orang Palestina telah menemui ajal dan banyak lagi telah cedera oleh pasukan keamanan Israel. "Tak ada laporan mengenai korban tewas di pihak Israel," kata Mladenov.

 

Selain itu, menurutnya, telah terjadi peningkatan jumlah peristiwa berbahaya di pagar perbatasan, termasuk pemasangan peledak rakitan dan satu meledak pelemparan bom molotov serta upaya untuk menjebol pagar.

 

 Israel telah menuduh anggota Hamas, Jihad Islam dan milisi lain memanfaatkan protes, perempuan dan anak-anak serta orang tua sebagai tameng untuk menyusup ke dalam wilayah Israel untuk melakukan serangan.

 

Sementara protes berlanjut, ketegangan dan potensi peristiwa serius serta lebih banyak korban jiwa akan meningkat. "Israel harus menyesuaikan penggunaan kekuatannya dan mengurangi penggunaan peluru aktif. Kekuatan mematikan hanya boleh digunakan sebagai pilihan terakhir. Hamas dan pemimpin demonstrasi harus menjauhkan pemrotes dari pagar perbatasan Jalur Gaza dan mencegah semua aksi kekerasan serta provokasi," katanya.

 

Anak-anak, yang terutama mesti dilindungi, menghadapi resiko sangat besar, kata Mladenov, yang menyatakan empat anak telah ditembak hingga tewas oleh peluru aktif Israel. "Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali menyatakan, dengan sekeras mungkin, bahwa warga sipil, terutama anak-anak, tak boleh secara sengaja dibiarkan menghadapi bahaya atau dijadikan sasaran apa pun," ia menambahkan.

 

Dalam peristiwa lain, dua anggota Hamas ditembak hingga tewas pada 30 Maret dalam baku-tembak di dekat pagar perbatasan Jalur Gaza.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement