REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Salah satu faksi politik terbesar di Palestina yang menguasai Jalur Gaza, Hamas, memberi pernyataan kepada Suriah. Pihaknya meminta agar tak ada satu pun warga yang berada di kamp pengungsi Palestina, terdampak dari konflik di negara itu.
''Kami meminta semua pihak di Suriah untuk tak melibatkan warga Palestina yang berada dalam kamp-kamp pengungsi di sana atas peristiwa apapun yang terjadi,'' ujar salah satu juru bicara Hamas, Abdel Latif Al Qanoua dilansir Middle East Monitor, Jumat (27/4).
Dalam pernyataan itu, Abdel Latif menyatakan bahwa seluruh penderitaan rakyat Palestina harus diakhiri. Secara khusus mereka yang menjadi pengungsi di negara lain, berharap untuk dapat kembali ke tempat asal.
''Harapan mereka adalah kembali ke rumah, kota, dan desa yang harus ditinggalkan karena pendudukan Israel,'' kata Abdel latif menambahkan.
Sebelumnya, terdapat laporan bahwa sekitar 20 warga sipil tewas dalam serangan bom yang terjadi di kamp pengungsi Yarmouk, Suriah. Sebagian besar wilayah itu dilaporkan masih dikendalikan oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sementara itu, laporan dari organisasi Agensi Pekerjaan dan pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA) mengatakan bahwa ada 12 ribu pengungsi Palesina yang tinggal di Yarmouk dan sekitarnya. Sejak 2011 lalu, mereka disebut dalam keadaan tidak aman dengan adanya serangan dari pihak-pihak bertikai di Suriah.