Sabtu 28 Apr 2018 10:41 WIB

Israel: Denuklirisasi Korut Berdampak ke Timur Tengah

Denuklirisasi akan membantu Trump menegosiasikan kembali perjanjian nuklir Iran.

Rep: rizkyan adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjabat tangan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjabat tangan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Intelijen dan Transportasi Israel, Israel Katz menyambut baik pertemuan Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Dia mengatakan, pertemuan kedua kepala negara itu sedikit banyak akan berdampak hingga ke Timur Tengah.

Katz mengatakan, denuklirisasi yang dilakukan pemeritnah Korut diperkirakan akan berdampak pada program nuklir Iran. Dia melanjutkan, denuklirisasi akan membantu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegosiasikan kembali perjanjian nuklir Iran.

"Perkembangan semacam itu jika benar-benar membuahkan hasil, akan memberikan dampak yang lebih besar untuk meminimalisir ancaman senjata nuklir di timur tengah," kata Israel Katz, Sabtu (28/4).

Presiden Trump menilai ada sejumlah kecacatan dari perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang dicapai pada 2015. Keberadaan JCPOA meringankan sanksi internasional yang diterima Iran akibat program nuklir mereka.

Trump menyebut perjanjian yang berlaku saat ini merupakan kesepakatan yang buruk dan mengancam akan menarik diri dari pakta tersebut. Presiden AS ke-45 itu saat ini tengah melakukan sejumlah lobi kepada sekutunya di Eropa untuk merevisi kesepakatan nuklir Iran.

Pemerintah AS tengah melobi Jerman, Prancis dan Inggris untuk menyetujui revisi yang diinginkan Donald Trump. AS menginginkan adanya perjanjian yang juga membahas pengaruh Iran di Timur Tengah hingga program rudal balistik mereka.

"Saya pikir akan sangat baik bagi Korut untuk segera mengakhiri urusan nuklir mereka karena itu juga akan memberikan dampak positif ke kawasan kami karena ini berkaitan," kata Katz.

Kaitan yang dimaksut Katz mengacu pada teknologi rudal yang dimiliki Iran dan Korut. Dia mengatakan, kedua negara tersebut sama-sama mengembangkan rudal balistik. Dia menambahkan, Israel memiliki bukti yang kuat atas pengembangan tersebut, tanpa menjelaskan lebih rinci bukti yang dimaksud.

"Yang jelas, Trump akan memiliki kekuatan lebih untuk melawan Iran dan mungkin bisa meyakinkan Uni Eropa agar lebih kuat dalam koalisi," kata Katz.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement