Sabtu 28 Apr 2018 13:19 WIB

Jokowi Ingin ASEAN Berperan dalam Kemitraan Indo-Pasifik

Konsep kerja sama Indo-Pasifik harus tetap mengedepankan sentralitas ASEAN

ASEAN
ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan ASEAN dapat terus memainkan perannya termasuk dalam pengembangan konsep kerja sama kawasan Indo-Pasifik. Presiden Jokowi dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-32 ASEAN yang digelar di The Acacia Room, Hotel Shang-La, Singapura, Sabtu (28/4), mengatakan pengembangan kerangka kerja sama Indo-Pasifik harus berdasarkan prinsip keterbukaan.

Selain itu, inklusif, transparan dan mengedepankan kerja sama serta persahabatan. Konsep kerja sama Indo-Pasifik harus tetap mengedepankan sentralitas ASEAN. "ASEAN harus terus memainkan perannya termasuk dalam pengembangan konsep kerja sama Indo-Pasifik. Konsep Indo-Pasifik ASEAN penting sekali artinya agar ASEAN tetap relevan, tetap dapat memainkan sentralitasnya dan menunjukkan kemampuan ASEAN dalam mengelola perubahan lingkungan strategis," kata Presiden Jokowi.

Jokowi mengatakan besarnya tantangan di kawasan Indo-pasifik. Jika tidak dikelola dengan baik, lanjut dia, situasi tersebut dapat mengganggu bahkan merusak capaian ASEAN selama ini. 

"Untuk itu selain di Samudera Pasifik, ASEAN harus dapat berkontribusi di Samudera Hindia. Kontribusi tersebut hanya dapat terealisasikan apabila kita tetap memegang teguh kesatuan dan sentralitas ASEAN," ujarnya.

Usulan konsep Indo Pasifik ini telah disampaikan Indonesia pada pertemuan retret Menlu ASEAN, Januari 2018. Indonesia juga telah melakukan komunikasi dengan beberapa dialogue partners mengenai kerja sama Indo-Pasifik. Menurut Jokowi, konsep Indo-Pasifik ASEAN penting sekali artinya agar ASEAN tetap relevan, tetap dapat memainkan sentralitasnya dan menunjukkan kemampuan ASEAN dalam mengelola perubahan lingkungan strategis.

Ia juga mengingatkan di kawasan Indo-Pasifik di dua samudera Hindia dan Pasifik, semua bisa sama-sama mengetahui dan merasakan perebutan pengaruh (sphere of influence) dan rivalitas kekuatan-kekuatan besar, seperti ancaman perang dagang dan ancaman keamanan lintas batas, khususnya di laut.

"Jika tidak dikelola dengan baik situasi tersebut akan mengganggu bahkan merusak capaian kita selama ini," katanya.

Untuk itu, kata dia, selain di Samudera Pasifik, ASEAN harus dapat berkontribusi di Samudera Hindia sebagai poros (fulcrum) kawasan Indo-Pasifik. "Kontribusi tersebut hanya dapat terealisasikan apabila kita tetap memegang teguh kesatuan dan sentralitas ASEAN," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement