REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dalam KTT antar-Korea yang diselenggarakan pada Jumat (27/4), pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in terlihat berpegangan tangan dan menanam pohon bersama. Mereka juga telah menandatangani perjanjian untuk mengupayakan perdamaian di Semenanjung Korea.
Pertemuan tersebut menjadi puncak dari perubahan nada politik kedua Korea yang semakin melunak dalam tiga bulan ini. Situasi di semenanjung Korea sebelumnya sempat menegang setelah Korut melakukan beberapa kali uji coba rudal dan nuklir.
Namun, dampak perubahan nada politik bagi prospek perdamaian jangka panjang di semenanjung saat ini masih menjadi pertanyaan. Sejumlah pengamat mengatakan Presiden Moon dan Kim Jong-un harus mengubah ketegangan yang semakin berkurang tersebut menjadi sebuah gerakan konkret.
Meski demikian, banyak masalah rumit yang tidak dapat diselesaikan oleh kedua Korea saja. Sehingga selain menyelenggarakan KTT antar-Korea, pertemuan Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump juga tengah dipersiapkan.
"KTT tersebut hanya persiapan untuk KTT Korea Utara-AS yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat. Itu adalah permainan utamanya," kata Kim Seung-hwan, pengamat di Centre for Strategic and International Studies.
Minggu-minggu mendatang diperkirakan akan menjadi waktu yang sangat menyibukkan para pejabat Korsel. Presiden Moon akan bertemu dengan Trump sebelum KTT Korut-AS diselenggarakan. Ia juga akan bertemu dengan pemimpin Jepang dan Cina pada pertemuan trilateral di awal Mei.
Penasihat khusus Korsel untuk urusan luar negeri dan keamanan nasional, Moon Chung-in, mengatakan pejabat Korsel akan terus berkoordinasi dengan AS. Presiden Moon juga akan memberikan rincian pertemuannya dengan Kim kepada Trump.
"Moon akan memberikan informasi kepada Trump ketika dia mengunjungi Washington pada pertengahan Mei. Pemerintahan kami telah membuat roadmap yang komprehensif dan kami telah memberikan roadmap itu kepada AS," kata Moon Chung-in.
Beberapa hari sebelum KTT antar-Korea diselenggarakan, Kim mengatakan Korut akan menangguhkan uji coba rudal jarak jauh dan uji coba nuklir. Korut juga akan menutup satu-satunya tempat uji coba nuklirnya.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketegangan, Korut dan Korsel setuju untuk membuka kantor penghubung, menghentikan siaran propaganda, dan memungkinkan keluarga yang terpisahkan untuk bertemu. Moon dan Kim juga setuju untuk tetap berkomunikasi erat. Moon berencana mengunjungi Pyongyang di akhir tahun ini.
Baca juga: Jelang Pertemuannya dengan Kim, Trump Hubungi Moon dan Abe